Mohon tunggu...
Medio Podcast Network
Medio Podcast Network Mohon Tunggu... Lainnya - Medio by KG Media

Medio, sebagai bagian dari KG Radio Network yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut. Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bukan Sebagai Jurnalis, Inilah Mimpi Aiman Witjaksono Sewaktu Kecil

4 April 2022   13:18 Diperbarui: 4 April 2022   13:20 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Fauzi Ramadhan

Robert K. Merton, sosiolog asal Amerika Serikat, adalah orang yang pertama kali memperkenalkan istilah role model.

Istilah ini berasal dari hipotesis Merton tentang fenomena individu untuk membandingkan dirinya dengan kelompok referensi orang yang menempati peran sosial yang dicita-citakan individu.

Dengan kata lain, istilah role model dapat didefinisikan sebagai seseorang yang dapat diteladani oleh orang lain atas keberhasilan, perilaku, atau pandangannya mengenai sesuatu.

Menjadi role model tidak didapat dalam waktu semalam saja.

Terlebih, menjadi role model yang berkarier dan berpenghargaan tinggi atas profesionalisme dan konsistensinya tentu memerlukan waktu panjang serta tidak sedikitnya pengorbanan.

Salah seorang role model masa kini yang terkenal atas prestasi, karier, dan konsistensinya adalah Aiman Witjaksono.

Ia adalah jurnalis KompasTV sekaligus host program Aiman. Selain itu, ia juga menjadi pembicara dalam siniar (podcast)-nya yang sekarang telah memasuki musim kedua. 

Di episode pertama musim kedua siniarnya, ia membagikan pengalamannya ketika mengawali berprofesi sebagai pewarta/jurnalis dahulu hingga menjadi jurnalis ternama seperti sekarang.

Sebelum lebih lanjut membahas awal karier sebagai jurnalis, Aiman terlebih dahulu bercerita tentang cita-cita masa kecilnya.

"Saya belum pernah bermimpi untuk menjadi jurnalis saat itu, pada saat saya kecil," ungkapnya.

Meskipun demikian, bibit-bibit kemampuan sebagai pewarta sudah mulai muncul saat Aiman kecil, salah satunya adalah senang membaca.

Uniknya, kebiasaan membaca Aiman berawal dari kesenangannya membaca headline berita di koran langganan orangtuanya, Koran Kompas.

"Setiap hari, minimal saya baca judul besarnya saja (big headline), tuh. Ga pernah baca halaman kedua dan seterusnya, tetapi saya baca halaman pertama," ungkap Aiman.

"Intinya senang baca dari dulu," tambahnya.

Menurut Aiman, kebiasaan itulah yang mungkin membentuk kepribadian dan daya analisis miliknya ketika menjadi wartawan sekarang.

Selain itu, kesenangan membacanya juga membuat Aiman senang menekuni profesi sebagai jurnalis.

Lantas, jika tidak bercita-cita sebagai jurnalis, apa cita-cita yang diimpikan Aiman sewaktu kecil?

"Cita-citanya banyak, sempat mau AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, kini TNI) dan insinyur.

Alhamdulillah kesampaian cita-cita menjadi insinyur, sarjana teknik. Kemudian saya lanjutkan (ke jenjang) S2 saya di komunikasi," ungkap Aiman.

Dengan latar belakang Aiman yang bukan berasal dari jurusan sarjana ilmu komunikasi atau jurnalistik, Aiman tetap konsisten meniti karir hingga menjadi jurnalis.

Kemudian, apa sebab Aiman akhirnya terjun ke dunia jurnalistik, bukan ke bidang sarjana yang ditekuninya dahulu?

Jawabannya bisa kamu temukan dalam episode perdana podcast Aiman Witjaksono bertajuk "Perjalanan Awal Aiman sebagai Jurnalis".

Dalam episode tersebut, Aiman akan menceritakan perjalanan awalnya sebagai jurnalis dan tantangan yang ia hadapi dulu hingga sekarang menjadi jurnalis ternama.

Dengarkan episode selengkapnya dengan mengakses tautan berikut https://dik.si/aiman_jurnalis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun