Mohon tunggu...
Medio Podcast Network
Medio Podcast Network Mohon Tunggu... Lainnya - Medio by KG Media

Medio, sebagai bagian dari KG Radio Network yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut. Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kerendahan Hati dalam Menciptakan Inovasi Perawatan Kulit Berbasis Personalisasi

25 Februari 2022   18:58 Diperbarui: 25 Februari 2022   19:07 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Intania Ayumirza dan Sulyana Andikka

INDONESIA termasuk negara yang dilihat sangat menjanjikan bagi bisnis kecantikan. Melansir data dari Statista yang dikutip oleh Databoks, Indonesia diperkirakan akan menjadi pasar kosmetik terbesar kelima di dunia pada 10---15 tahun yang akan datang. 

Pada kuartal pertama 2020, tercatat bahwa industri ini mampu mencapai nilai ekspor sebesar Rp 4,44 triliun (317 juta dollar AS) sesuai keterangan dari Kementerian Perindustrian. 

Menyambut peluang tersebut, beragam merek kecantikan lokal kian bermunculan. Hal itu tentu memberi angin segar bagi produk-produk yang semakin tepat sasaran bagi kebutuhan para pengguna di kawasan beriklim tropis. 

BASE, perusahaan rintisan yang berfokus pada perawatan kulit berbasis teknologi yang lahir pada tahun 2019, adalah salah satunya.

Yaumi Fauziah Sugiharta, Co-founder sekaligus CEO BASE dalam siniar OBSESIF bertajuk "How Humility Drives Business Innovation" mengungkap bahwa idenya dalam menjajaki dunia bisnis lahir dari pertanyaan yang berkali-kali diterimanya selama menjadi pegiat blog kecantikan pada tahun 2017. 

Pertanyaan tersebut tidak lain adalah "bagaimana cara untuk menemukan produk yang sesuai dengan kondisi kulit tiap orang?" 

Pada masa itu, Yaumi menemukan fakta bahwa produk kecantikan di Indonesia masih dipenuhi oleh merek global asal Asia Timur dan negara-negara barat. 

Ia beranggapan produk-produk tersebut kurang mewakilkan pengguna di Indonesia yang memiliki gaya hidup, latar belakang etnis, serta kondisi geografis yang tidak beririsan dengan negara-negara produsen tersebut. 

Belum lagi, deifikasi definisi kecantikan yang seolah-olah hanya milik kulit putih menjadikan produk-produk kosmetik seperti kurang inklusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun