Padahal, mengutip sebuah penelitian di tahun 2012, produk perawatan kulit dari waktu ke waktu umumnya diformulasikan untuk arketipe (archetypes) yang fiksional, yaitu tanpa memperhatikan keunikan setiap kulit maupun perubahan kebutuhan kulit dari waktu ke waktu pada pengguna yang riil.Â
Alhasil, produk perawatan tersebut dapat membuahkan efek yang bermacam-macam---dan tidak jarang berujung ketidakcocokan---pada kondisi kulit para pengguna dengan usia, etnis, lokasi geografis, hingga faktor-faktor demografis, dan psikografis yang bervariasi.Â
Di samping itu, selaku penggemar green beauty (perawatan yang berasal dari bahan-bahan alami) dan clean beauty (produk yang tidak mengandung bahan berbahaya), Yaumi merasakan sulitnya menemukan produk dengan spesifikasi tersebut di Indonesia. Pun ada, ketersediaannya hanya terbatas di situs belanja daring dengan harga yang cukup tinggi.Â
Dengan berbagai problematika tersebut, ditambah dengan ramainya jenis produk di pasaran, ulasan dari para pemengaruh (influencer), serta tingkatan harga yang bervariasi, menjadikan pengalaman membeli produk perawatan kulit sebuah tantangan yang mempertaruhkan apakah produk tersebut benar-benar cocok dengan kondisi kulit maupun hasil yang diharapkan.
Mendukung keberagaman dan inklusivitas
Berbekal kepeduliannya terhadap bahan natural dan ditopang dengan pengalamannya bekerja di lingkungan rintisan teknologi pada tahun 2015 hingga 2018, Yaumi lantas bertendensi untuk mencari solusi.Â
Ia mencoba menggali lebih dalam agar mendapat keyakinan bahwa permasalahan tersebut benar-benar terjadi di antara para pengguna perawatan kulit. Melalui riset yang dilakukan oleh tim BASE kepada sekitar 600 responden di 30 kota, ditemukan bahwa lebih dari 70 persen pengguna perawatan kulit memiliki keresahan tersebut.Â
Beberapa temuan menarik juga membuka mata para pendiri perusahaan ini, salah satunya adalah pendapat yang menyatakan bahwa setiap kulit memiliki keunikannya tersendiri.Â
Mereka juga mempelajari bahwa walau lahir dari orang tua yang sama, seseorang belum tentu memiliki kondisi kulit yang persis dengan saudara kandungnya. Perbedaan aktivitas dan gaya hidup akan memengaruhi kebutuhan perawatan kulit yang semakin spesifik.
Belum lagi, beragamnya kondisi geografis akan mengakibatkan kondisi iklim, cuaca, dan gaya hidup yang berbeda bagi setiap orang.Â
Terdapat temuan lain oleh para pengguna perawatan kulit, ternyata harga yang ditawarkan sebuah produk tidak selalu linear dengan kualitasnya.Â