Penulis: Intania Ayumirza Farrahani
Menteri Pariwisata dan Perekonomian Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, angkat bicara soal pengalaman jatuh dan bangkit dalam kariernya.
Mulai dari masa ketika ia masih menjadi karyawan yang sempat mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sebuah perusahaan luar negeri, tentang keberhasilan dan kegagalan bisnisnya, hingga kekecewaan yang harus ia tanggung kala gagal memenangkan Pemilu Presiden 2019.
Baginya, kegagalan adalah bagian dari proses menuju kesuksesan.
Sandi mengaku bahwa dirinya bukanlah tipe orang yang penyabar.
Namun, dari banyak pengalaman yang telah dilaluinya, ia berhasil menemukan empat etos kerja dengan julukan '4 As' yang menurutnya dapat mendorong seseorang mencapai kesuksesan.
1. Kerja Keras
Upaya yang sungguh-sungguh dengan mengoptimalkan kapasitas dalam diri adalah komponen yang pertama.
"Kerja keras adalah fitrah kita," ujar mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.
Kemalasan adalah musuh terbesar bagi seseorang yang ingin mencapai kesuksesan.
Disiplin dan selalu berusaha lebih keras dibanding para kolega juga merupakan bentuk kerja keras.
Seperti contohnya dengan bangun lebih pagi, mempelajari sesuatu lebih dulu daripada orang lain, serta lebih tanggap dalam menyelesaikan pekerjaan dibanding orang lain.
2. Kerja Cerdas
Selanjutnya adalah bekerja dengan cerdas yang berarti mampu memanfaatkan segala sumber daya yang tersedia.
Mulai dari akal yang berbuah kreativitas, kemampuan pada diri, kelebihan orang-orang di sekitar, fasilitas, dan teknologi yang kian berkembang.
Mampu mengukur peluang, memecahkan masalah, serta menganalisis risiko dari jalan yang ditempuh juga merupakan bentuk dari kecerdasan dalam bekerja.
3. Kerja Tuntas
Banyak orang yang bisa memulai, tetapi hanya sebagian yang dapat menuntaskan.
Tantangan-tantangan yang muncul dalam proses mencapai kesuksesan sering kali membuat seseorang goyah, apalagi jika sedari awal kerja yang dilakukannya tidak berasal dari hati nurani.
Bekerja tuntas atau tidak setengah-setengah adalah bukti keseriusan kita pada pencapaian yang dituju.
Ada banyak kegagalan yang terjadi karena seseorang tidak menyadari betapa dekatnya ia dengan titik keberhasilan.
4. Kerja Ikhlas
Satu yang tidak kalah penting, yakni menanamkan keikhlasan. Dalam kata lain, berserah diri agar Tuhan memberikan hasil yang terbaik, terlepas dari sesuai atau tidak hasil tersebut dengan ekspektasi kita.
Sandi berujar, "Hasil itu di luar domain kita, yang kita kuasai hanya ikhtiar dan usaha. Hasil murni itu domain dan kekuasaan Yang Maha Kuasa."
Saat tiga komponen yang lain (kerja keras, cerdas, dan tuntas) sudah terlaksana dengan baik akan tetapi kita tetap gagal, percayalah bahwa akan ada kesempatan lebih baik yang akan hadir.
Seperti salah satu pengalaman berbisnis yang diungkapkan oleh Sandi. Ketika perencanaan bisnisnya sudah matang, momennya tepat, bahkan dirasa aman karena bermitra dengan investor terbaik, usahanya yang satu ini harus menerima kenyataan gagal total setelah satu setengah tahun diluncurkan.
Setelah berhasil berdamai dengan keadaan, pada akhirnya ia menemui ganjaran yang lebih baik.
Bentuk ganjaran ini dapat bermacam-macam, bisa berupa momen yang tepat, kesempatan berharga, koneksi, dan kemungkinan-kemungkinan lainnya.
Cerita ini dikutip dari episode ke-8, season dua siniar BEGINU bertajuk "Sandiaga Uno, Bola Basket, serta Pengalaman Berkali-kali Jatuh dan Bangkit" yang memuat perbincangan antara Sandiaga Uno dan Wisnu Nugroho, jurnalis, penulis, dan pemimpin redaksi Kompas.com. Dengarkan BEGINU di Spotify!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H