"Pak, saya lagi kampanye," kata Ganjar kepada orang-orang yang mengomentarinya. Mereka pun mengamini.Â
Kultur berbagi melalui produk UMKMÂ
Ketika tampil dengan balutan kaus oblong, Ganjar sering mendapat pertanyaan tentang dari mana ia membeli kaus-kaus tersebut. Alumni Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini kemudian mulai memanfaatkan berbagai acara dan seminar sebagai kesempatannya untuk berbagi kaus atau produk lain dari UMKM seperti kopi, batik, tas, dan lainnya, secara cuma-cuma.Â
Dalam hal ini, menurutnya, ia memiliki paham yang sama dengan Presiden Jokowi bahwa orang-orang akan senang jika diberikan sesuatu. Ganjar pun memaparkan bahwa dalam menuju perjalanan menemui masyarakat, biasanya mobil presiden dipenuhi oleh barang-barang yang hendak dibagikan kepada orang-orang di daerah tersebut.Â
"Kultur kita itu kan bukan berapa harganya, apa bentuknya. Tapi ada," tuturnya.Â
Bahkan di media sosial Instagram, sebuah gerakan bernama Lapak Ganjar (@lapakganjar) dibangun dengan tujuan untuk mempromosikan produk yang diproduksi masyarakat Jawa Tengah.Â
Lapak Ganjar dikembangkan secara bertahap. UMKM yang turut berpartisipasi di dalamnya memperoleh kesempatan untuk diberdayakan melalui edukasi dan pelatihan, salah satunya dengan memanfaatkan co-working space yang bernama Heterospace. Heterospace saat ini tersedia di Semarang dan akan segera dibangun di kota-kota lain.Â
Perbincangan ini dikutip dari episode tujuh di season kedua siniar BEGINUÂ yang berjudul Ganjar Pranowo, Diplomasi Kaus Oblong, dan Perjalanan Merawat Akar. Simak perbincangan selengkapnya antara Ganjar Pranowo dan Wisnu Nugroho, jurnalis, penulis, dan pemimpin redaksi Kompas.com melalui Spotify.Â
Klik https://bit.ly/beginuS2E7 untuk mendengarkan!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H