Ora salaman tetep seduluran, artinya walau tidak berjabat tangan, tetap berteman. Pesan untuk menghindari kontak langsung selama masa pandemi Covid-19 ini adalah contohnya.Â
Pesan dari sosok yang berpengaruh seperti pejabat tidak melulu harus disampaikan lewat pidato di atas podium, lengkap dengan pakaian formal, dan, "Pembukaan pidatonya banyak 'yang terhormat'," canda Ganjar.Â
"Diplomasi kaus oblong itu menurut saya paling menarik. Bisa dipakai, bisa gaul," katanya.Â
Dalam satu kesempatan, ketika menggunakan kaus berbunyi nyedhak keplak yang berarti "ditampar kalau mendekat", masyarakat pun dapat berguyon.Â
"Minggir, minggir, minggir. Tuh kausnya Pak Ganjar, baca!"Â
Momen unik tersebut adalah contoh yang membuktikan bahwa walau implisit, pesan pada kaus oblong dapat memiliki resonansi yang kuat. Terutama apabila terekam dan tersebar luas melalui internet.Â
Kolektor kaus oblongÂ
Ganjar menyebut bahwa dirinya adalah seorang kolektor kaus oblong. Oleh karena itu, ketika bepergian keliling dunia, tanda mata yang tidak pernah absen untuk dibawa pulang adalah benda tersebut.Â
Di antara banyaknya pilihan, ia tertarik pada kaus yang menampilkan desain atau tulisan unik. Suatu hari ketika ia mengunjungi Rusia, ia memilih sebuah kaus dengan ikon superhero bertuliskan "super ????".Â
Dengan memercayai bahwa arti kaus tersebut adalah nenek super, ia tidak ragu membawanya pulang dan memakai kaus tersebut di salah satu acara.Â
Belakangan baru ia ketahui dari komentar seseorang bahwa arti tulisan tersebut adalah istri super. Ganjar pun berdalih bahwa kaus tersebut adalah milik istrinya. Sempat dipuji keren karena selalu menggunakan kaus bahkan saat tampil di televisi nasional, Ganjar mengaku bahwa sebenarnya ia menganggap gaya berpakaiannya kurang sopan dan formal.Â