Pernahkah kamu merasa kehilangan harapan? Terutama, ketika menghadapi jalan buntu dari sebuah permasalahan.
Terkadang, kita jadi menyalahi keadaan, orang sekitar, dan aspek-aspek lain yang kita anggap menjadi pemicu.
Arvan Pradiansyah, motivator yang sering berbagi inspirasi terkait kepemimpinan dan kebahagiaan, mengatakan bahwa sejatinya ada rumus sederhana yang mampu mengubah cara pandang kita dalam menyikapi masalah.
Pertama, ialah dengan melihat dan menyadari sekitar kita bahwa apapun yang terjadi dalam hidup kita yang sekarang ini adalah sebuah akibat dari tindakan yang telah terjadi sebelumnya.
Tindakan seperti apakah yang dimaksud, serta siapakah yang berperan atas tindakan tersebut?
Segala kejadian, mulai dari yang sederhana hingga krusial, sejatinya memiliki hubungan sebab-akibat.
Tidur tidak teratur dan begadang, maka akan mengantuk. Menunda pekerjaan, maka akan menumpuk.
Mengupayakan yang terbaik, maka kita akan berhasil. Memperlakukan orang lain dengan benar, maka orang lain akan menyukai kita.
Ketika kita sudah memahami hal ini, kita akan sadar bahwa pekerjaan kita saat ini, hubungan kita dengan pasangan saat ini, suasana kehidupan bertetangga kita saat ini, adalah akibat dari sikap dan perlakuan kita kepada hal tersebut.
Inilah yang kita kenal sebagai “sebab”, sumber dari “akibat-akibat” tersebut.
Lantas, siapakah yang menyebabkan segala hal ini terjadi?
Seperti yang telah dinyatakan di awal, seringkali kita menyalahkan orang lain atas kejadian yang menimpa kita, baik itu pasangan, atasan, teman, orang tua, bahkan nasib.
Situasi seperti inilah yang disebut sebagai ketergantungan kepada orang lain atau dependency.
Jika terus merawat cara berpikir seperti ini, maka akan sulit bagi kita untuk keluar dari situasi permasalahan yang sedang kita hadapi.
Oleh karenanya, coba ubahlah pola berpikirmu menjadi saya seperti karena saya sendiri. Terimalah bahwa apa yang terjadi padamu adalah konsekuensi atas tindakanmu sendiri.
Sebagai kebalikan dari situasi dependency tadi, inilah yang kemudian ditandai sebagai situasi independensi atau mandiri.
Dengan sikap demikian, kita akan lebih mudah untuk bangkit dan menata diri sendiri karena telah meyakini bahwa kita memiliki kontrol atas kejadian-kejadian yang akan dihadapi di kemudian hari.
Inilah momen ketika kita merasa bagaikan sutradara dalam kehidupan kita sendiri.
Selanjutnya, mungkin ada pertanyaan lain: ketika kamu sudah melakukan yang terbaik, meminta sokongan dari orang-orang di sekitar, bahkan beribadah dengan optimal, namun masih gagal mencapai sesuatu, apa yang sebenarnya terjadi?
Apakah hukum sebab-akibat memiliki batasan tertentu?
Untuk mengetahui jawabannya, kamu bisa mendengarkan siniar (podcast) Smart Inspiration berjudul "Hukum Sebab-Akibat dalam Kehidupan" melalui Spotify!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H