Mohon tunggu...
Medio Baya
Medio Baya Mohon Tunggu... -

seorang ibu rumah tangga, lahir di palembang 14 februari 1974...tinggal di Bandung.. saat ini sedang belajar menulis untuk mengisi kekosongan waktu.. bermimpi menjadikan rangkaian tulisan ini menjadi sebuah BUKU.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Cubit Pipiku

14 September 2010   12:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:15 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih cerita tentang anak-anakku, terutama tentang adek. Biasanya kalau ia pergi sekolah waktuku untuk bercengkerama dengannya hanya sedikit, nyaris jarang mendengar ocehan yang keluar dari bibirnya yang mungil dan lucu.

Selama dua minggu ini aku menikmati waktuku bercengerama dengan anak-anak, karena  masih dalam suasana libur sekolah, kali ini aku kasih kelonggaran untuk bermain game. Masing-masing mendapat jatah 2 jam, mereka senang bukan kepalang. Akupun mendapat hadiah ciuman dari anak-anakku.

Si kakak seperti biasa asyik dengan dunianya sendiri, berada di kamarnya membaca novel kesukaannya sambil mendengarkan lagu-lagu. Yang bermain game hanya abang dan adek, sebelum bermain mereka suit dulu biar adil, ternyata yang menang abang, jadi yang mendapat giliran pertama ya abang. Karena waktu yang aku kasih 2 jam otomatis jadi lama adek menunggu gilirannya.

"Aduh, lama kali sih si abang, gantian dong bang"

"Nanti dek abang kan 2 jam, adek  sama seperti abang mainnya juga 2 jam"

Sambil memperhatikan abangnya bermain, banyak sekali yang ia komentari dan mengajarkan abangnya, "lewat sini bang, no...bukan, nah kayak gitu bang kan adek udah bilangin, adek bisa main gamenya....Gampang sekali."

Gemes aku mendengar ocehannya lalu bertanya padanya,"adek, boleh nggak mama cubit pipi adek?"

"Nggak boleh ma, nanti pipi adek sakit " katanya

"Nggak kuat kok nyubitnya, abis dari tadi mama dengar adek ngoceh terus"

"Jangan Ma, nanti adek nangis lho..."

Aku jadi teringat, ketika malam sebelum lebaran kami ke Mall mencari baju untuk abang, karena tinggal abang yang belum beli baju, lagi asyiknya aku memilihkan baju untuk abang si adek marah-marah sendiri.

"Kenapa dek?" tanyaku

"Itu ma, si mbak itu cubit pipi adek, adek nggak suka, sakit" sambil ia menunjuk jarinya ke arah mbak yang mencubit pipinya yang telah berlalu.

"Oooooohhh, mbak itu gemes ngeliat adek, adek nggak boleh marah-marah ya sama orang. Bilang aja nggak boleh cubit pipi adek tante, nanti sakit " aku mengajarinya

"Iya Ma..sambil menganggukan kepalanya tanda ia sudah mengerti."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun