Uwa'
Bukan kaum intelek berderet titel di belakang namanya
Tapi mampu mengajarkan makna kehidupan dengan mendalam
Bukan politisi yang pandai bersilat lidah
Tapi perkataanmu yang irit sudah menurutkanku
Bukan pula diplomat, tapi kau ulung menyatukan asamu pula harapku
Uwa'
Memang bukan jenderal atau pejabat bersafari licin
Tapi wibawamu keluar cukup dengan mendehem..heu
Memang bukan kyai berjenggot panjang
Tapi akhlakmu lebih santun dari ustad yang piawai ceramah,
namun lihai pula joget di karokean..deuh
Kesederhanaanmu mengajarku agar tidak sombong
Kerja kerasmu menjelaskan bahwa dunia takkan takluk
dengan tangan hanya berpangku
Keimananmu selalu mengingatkanku akan kebesaran Allah
Tapi, kepergianmu sungguh menyakitkanku
Duka masih membekas, tak kunjung hilang
Kebersamaan tinggal kenangan
Masa indah yang selalu meluapkan lara kala terngiang..ah
*)Kala senja seperti ini, biasanya kita sudah pulang dari kebun membawa dua tandan pisang...oh, I'm realy miss that moment.
Sukabumi, 29 Juni 2013 (9 bulan Uwa' wafat, 29 September 2012)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H