Mohon tunggu...
Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Mohon Tunggu... Penulis - Menggores Makna, Merangkai Inspirasi

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menciptakan Paradigma Baru tentang Produktivitas dan Kontribusi Lansia dalam Konteks Dunia Kerja

27 April 2024   19:37 Diperbarui: 29 April 2024   11:25 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- Endang (kiri), lansia yang memanfaatkan fasilitas perawatan harian di Sasana Tresna Werdha RIA Pembangunan, Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (22/8/2019). Ia bersama lansia lainnya belajar menjahit.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Dalam era globalisasi yang terus berkembang, paradigma tentang siapa yang dianggap produktif dalam dunia kerja semakin meluas.

Pada titik tertentu, usia sering kali dianggap sebagai faktor penentu dalam menilai kapabilitas seseorang dalam berkontribusi dalam lingkungan kerja.

Namun, dengan perubahan demografis yang menghadirkan populasi lansia yang semakin besar, terbuka pintu kesempatan baru untuk memperkaya tenaga kerja dengan pengalaman, kebijaksanaan, dan keterampilan yang dimiliki oleh lansia.

Konsep bahwa produktivitas tidaklah terkait secara eksklusif dengan usia membawa kita untuk merenung: mengapa perusahaan akan mempertimbangkan merekrut lansia, dan apa yang harus dipersiapkan oleh kedua belah pihak ketika memasuki era kerja yang lebih inklusif ini?

Dalam masyarakat yang terus berkembang, lansia tidak hanya merupakan kelompok yang terlupakan atau dipandang sebagai "selesai" dalam dunia kerja.

Sebaliknya, mereka merupakan sumber daya berharga yang dapat memberikan kontribusi berharga dalam berbagai aspek organisasi.

Dengan pengalaman yang luas dan pengetahuan yang telah diuji oleh waktu, lansia membawa perspektif yang berbeda dan wawasan yang mendalam dalam menghadapi tantangan yang kompleks.

Namun, kesempatan ini juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana persiapan yang tepat dapat dilakukan baik oleh perusahaan maupun lansia itu sendiri.

Bagi perusahaan, mengakomodasi kebutuhan dan potensi lansia dalam lingkungan kerja modern memerlukan penyesuaian kebijakan, prosedur, dan budaya perusahaan.

Ini melibatkan investasi dalam sumber daya kesehatan, pelatihan, dan pengembangan untuk mendukung kesejahteraan dan produktivitas karyawan lansia.

Di sisi lain, lansia yang memilih untuk kembali ke dunia kerja perlu mempersiapkan diri secara fisik, mental, dan profesional untuk menghadapi tantangan dan peluang yang ada.

Hal ini termasuk evaluasi keterampilan, peningkatan kompetensi, dan perawatan kesehatan yang berkelanjutan.

Tulisan ini akan menjelajahi berbagai aspek mengenai mempekerjakan lansia, persiapan yang diperlukan oleh lansia untuk kembali bekerja, strategi untuk menjaga produktivitas mereka, serta tips untuk generasi muda agar tetap produktif hingga usia tua.

Dengan demikian, penjelasan yang lebih rinci tentang dinamika ini akan membuka jendela pandang yang lebih luas tentang pentingnya inklusi lansia dalam tenaga kerja modern dan memotivasi pembaca untuk mengeksplorasi lebih lanjut tentang topik ini.

Ilustrasi Menciptakan Paradigma Baru tentang Produktivitas dan Kontribusi Lansia dalam Konteks Dunia Kerja - sumber gambar: giftpedia.jp
Ilustrasi Menciptakan Paradigma Baru tentang Produktivitas dan Kontribusi Lansia dalam Konteks Dunia Kerja - sumber gambar: giftpedia.jp

Mendefinisikan Lansia Dalam Konteks Kerja

Dalam dunia kerja yang terus berubah dan berkembang, konsep tentang siapa yang dianggap "lansia" juga mengalami evolusi.

Secara tradisional, lansia sering kali diidentifikasi berdasarkan usia, dengan batas umumnya ditetapkan pada usia pensiun yang berkisar antara 60 hingga 65 tahun, tergantung pada kebijakan lokal atau perusahaan.

Namun, dengan peningkatan umur harapan hidup dan perubahan dalam kebiasaan karier, definisi ini menjadi semakin tidak relevan.

Pentingnya mendefinisikan ulang "lansia" dalam konteks kerja modern adalah untuk mengakui bahwa usia bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan produktivitas atau nilai seorang individu dalam lingkungan kerja.

Sebaliknya, penting untuk memahami bahwa setiap individu memiliki pengalaman, keterampilan, dan potensi yang unik, terlepas dari usia mereka.

Dengan demikian, lansia dalam konteks kerja dapat diartikan sebagai individu yang telah mengakumulasi sejumlah besar pengalaman, pengetahuan, dan kebijaksanaan melalui perjalanan hidup dan karier mereka.

Dalam menilai kontribusi lansia dalam dunia kerja, penting untuk melihat melampaui angka dan statistik usia, dan mengakui nilai yang mereka bawa ke meja.

Lansia sering kali memiliki keterampilan antarpersonal yang kuat, kemampuan pemecahan masalah yang matang, dan dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaan yang mereka lakukan.

Mereka juga dapat membawa perspektif yang berbeda dan solusi kreatif untuk mengatasi tantangan yang kompleks.

Dengan demikian, mendefinisikan ulang lansia dalam konteks kerja tidak hanya tentang menyesuaikan batas usia, tetapi juga tentang mengubah paradigma tentang siapa yang dianggap berharga dan produktif dalam dunia kerja.

Dengan pengertian ini, perusahaan dapat mulai melihat lansia sebagai aset berharga yang dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mencapai tujuan bisnis mereka.

Ini juga memberikan kesempatan bagi lansia untuk tetap aktif, terlibat, dan relevan dalam lingkungan kerja yang terus berubah.

Dengan demikian, mendefinisikan kembali lansia dalam konteks kerja adalah langkah penting menuju inklusi yang lebih besar dan penghargaan atas keragaman dan nilai yang dibawa oleh seluruh anggota tenaga kerja.

Plus-Minus Memperkerjakan Lansia

Keputusan untuk mempekerjakan lansia dalam sebuah perusahaan adalah langkah yang membutuhkan pertimbangan matang terhadap berbagai faktor, termasuk manfaat dan tantangan yang terkait.

Meninjau plus-minus mempekerjakan lansia membantu perusahaan memahami konsekuensi potensial dari keputusan tersebut, serta mempersiapkan langkah-langkah yang tepat untuk memaksimalkan manfaat dan mengatasi tantangan yang mungkin muncul.

  • Plus Memperkerjakan Lansia

Salah satu keuntungan paling mencolok dari mempekerjakan lansia adalah pengalaman dan pengetahuan yang luas yang mereka bawa ke meja.

Lansia sering telah menghabiskan puluhan tahun di berbagai industri dan posisi, memperoleh wawasan yang berharga tentang praktek terbaik, tren industri, dan strategi yang efektif.

Pengalaman ini dapat membantu perusahaan menghindari kesalahan yang sama, menghadapi tantangan dengan lebih bijaksana, dan mencapai tujuan bisnis dengan lebih efisien.

Selain itu, lansia sering kali memiliki keterampilan antarpersonal yang matang dan kemampuan komunikasi yang kuat.

Mereka telah belajar bagaimana bekerja dalam tim, menangani konflik, dan membangun hubungan yang berkelanjutan dengan rekan kerja dan klien.

Kemampuan ini sangat berharga dalam menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif dan produktif, di mana ide-ide dapat bertukar dengan lancar dan solusi dapat ditemukan secara efektif.

Di samping itu, lansia sering dikenal karena kestabilan dan dedikasi mereka terhadap pekerjaan.

Mereka biasanya memiliki tingkat absensi yang lebih rendah dan loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan tempat mereka bekerja.

Hal ini dapat mengurangi biaya rekrutmen dan pelatihan yang berkaitan dengan pergantian karyawan, serta menciptakan budaya perusahaan yang kuat yang mendorong pertumbuhan dan inovasi.

  • Minus Memperkerjakan Lansia

Meskipun banyak manfaat yang terkait dengan mempekerjakan lansia, ada juga beberapa tantangan yang perlu diatasi.

Salah satu tantangan utama adalah masalah kesehatan yang mungkin timbul seiring dengan pertambahan usia.

Lansia mungkin menghadapi masalah kesehatan kronis atau menanggapi stres secara berbeda daripada karyawan yang lebih muda.

Perusahaan perlu memastikan bahwa mereka menyediakan lingkungan kerja yang aman dan mendukung, serta aksesibilitas terhadap layanan kesehatan yang diperlukan untuk menjaga kesejahteraan karyawan lansia.

Selain itu, ada kemungkinan bahwa lansia mungkin mengalami kesenjangan keterampilan dalam teknologi atau tren industri terbaru.

Perusahaan mungkin perlu menginvestasikan waktu dan sumber daya dalam pelatihan tambahan atau pengembangan keterampilan untuk membantu lansia tetap relevan dalam lingkungan kerja yang berubah dengan cepat.

Ini bisa melibatkan penyediaan kursus pelatihan atau mentorship program yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan karyawan lansia.

Tantangan lain yang mungkin dihadapi perusahaan adalah persepsi masyarakat terhadap produktivitas dan nilai karyawan lansia.

Meskipun terjadi pergeseran paradigma yang lambat, masih ada stereotip yang persisten tentang kemampuan kerja lansia, yang dapat memengaruhi pemilihan mereka dalam proses rekrutmen atau promosi.

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk terus mempromosikan inklusi dan keberagaman dalam tempat kerja, serta memberikan kesempatan yang adil dan setara bagi semua karyawan, tanpa memandang usia.

Persiapan Lansia untuk Memulai Kembali Bekerja

Bagi lansia yang memutuskan untuk kembali ke dunia kerja setelah masa pensiun atau hiatus karier, persiapan yang cermat dan terencana adalah kunci untuk menghadapi transisi dengan sukses.

Memulai kembali bekerja setelah absen dalam lingkungan kerja dapat menjadi pengalaman yang menantang, tetapi dengan pendekatan yang tepat, lansia dapat memanfaatkan pengalaman dan keterampilan mereka untuk menemukan kesuksesan dalam peran baru mereka.

Salah satu langkah pertama dalam persiapan untuk kembali bekerja adalah evaluasi diri yang jujur.

Lansia perlu mengevaluasi keterampilan, pengalaman, dan minat mereka, serta mempertimbangkan bagaimana hal tersebut dapat diterapkan dalam konteks pekerjaan yang diinginkan.

Ini bisa melibatkan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta menentukan area di mana pelatihan tambahan atau pengembangan keterampilan mungkin diperlukan.

Memahami dengan jelas apa yang ingin dicapai dalam karier kedua ini akan membantu lansia menetapkan tujuan yang jelas dan fokus dalam upaya mereka.

Selanjutnya, penting bagi lansia untuk memperbarui atau meningkatkan keterampilan mereka sesuai dengan tuntutan pasar kerja saat ini.

Dunia kerja terus berkembang dengan cepat, terutama dalam hal teknologi dan inovasi, dan lansia perlu memastikan bahwa mereka tetap relevan dan kompetitif dalam lingkungan kerja yang berubah-ubah.

Ini bisa melibatkan mengikuti kursus pelatihan atau seminar, memperoleh sertifikasi tambahan, atau bahkan mengejar gelar baru, tergantung pada kebutuhan dan minat individu.

Selain itu, penting bagi lansia untuk menjaga kesehatan fisik dan mental mereka agar dapat berfungsi secara optimal dalam lingkungan kerja.

Kesehatan yang baik merupakan fondasi bagi produktivitas dan kinerja yang baik, oleh karena itu, penting untuk menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, dan mengelola stres dengan efektif.

Lansia juga dapat mempertimbangkan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan rutin dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk memastikan bahwa mereka siap secara fisik dan mental untuk kembali bekerja.

Terakhir, lansia perlu mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi tantangan dan peluang yang mungkin muncul dalam perjalanan kembali mereka ke dunia kerja.

Ini bisa melibatkan mengubah pola pikir tentang apa yang dapat dicapai pada usia mereka, serta menerima bahwa perubahan dan adaptasi adalah bagian alami dari proses tersebut.

Mempersiapkan diri secara mental juga melibatkan membangun rasa percaya diri dan optimisme tentang kemampuan mereka untuk sukses dalam peran baru mereka.

Dengan persiapan yang cermat dan pendekatan yang positif, lansia dapat memanfaatkan pengalaman dan keterampilan mereka untuk menemukan kesuksesan dan memperoleh kepuasan dalam karier kedua mereka.

Memulai kembali bekerja setelah masa pensiun dapat menjadi peluang untuk pertumbuhan, pengembangan, dan pencapaian yang berharga, dan dengan sikap yang tepat, lansia dapat menavigasi transisi tersebut dengan bijaksana.

Menjaga Semangat Produktif Lansia

Penting bagi lansia yang telah memulai kembali karier mereka untuk tetap menjaga semangat dan produktivitas mereka agar dapat mencapai kesuksesan dan kepuasan dalam peran baru mereka.

Memulai kembali bekerja setelah masa pensiun atau hiatus karier dapat menimbulkan tantangan tersendiri, tetapi dengan pendekatan yang tepat, lansia dapat menemukan cara untuk tetap termotivasi dan berkontribusi secara maksimal dalam lingkungan kerja.

Salah satu kunci untuk menjaga semangat produktif lansia adalah dengan tetap terlibat secara aktif dalam pekerjaan mereka.

Lansia perlu mengambil inisiatif untuk terlibat dalam proyek-proyek yang menarik bagi mereka, serta berkontribusi pada diskusi tim dan pertemuan.

Dengan tetap aktif dan berpartisipasi, lansia dapat merasa relevan dan bernilai dalam tim, yang dapat meningkatkan motivasi mereka untuk melakukan pekerjaan dengan baik.

Selain itu, penting bagi lansia untuk tetap belajar dan mengembangkan keterampilan mereka secara terus-menerus.

Dunia kerja terus berubah dan berkembang, dan lansia perlu beradaptasi dengan perubahan tersebut dengan terus meningkatkan keterampilan mereka.

Ini bisa melibatkan mengikuti kursus pelatihan atau seminar, membaca literatur terbaru tentang industri mereka, atau bahkan belajar dari rekan kerja yang lebih muda tentang teknologi dan tren terbaru.

Dengan tetap belajar dan berkembang, lansia dapat tetap relevan dan efektif dalam peran mereka.

Selanjutnya, menjaga komunikasi yang efektif dengan rekan kerja dan atasan adalah kunci untuk menjaga semangat dan motivasi lansia.

Lansia perlu berbagi ide, memberikan umpan balik, dan mencari dukungan ketika diperlukan untuk menjaga semangat kerja mereka tetap tinggi.

Komunikasi yang baik juga membantu membangun hubungan yang kuat dengan rekan kerja, yang dapat meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan keseluruhan di tempat kerja.

Tetap berkomitmen pada tujuan karier dan memahami nilai kontribusi mereka dalam organisasi juga membantu lansia tetap termotivasi.

Lansia perlu memahami bagaimana peran mereka dalam mencapai tujuan bisnis perusahaan dan merasa bahwa kontribusi mereka dihargai dan diakui.

Dengan memahami nilai dan makna dari pekerjaan mereka, lansia dapat tetap termotivasi untuk melakukan pekerjaan dengan baik.

Dengan pendekatan yang tepat, lansia dapat menjaga semangat produktif mereka dalam karier kedua mereka dan meraih kesuksesan serta kepuasan dalam peran baru mereka.

Memulai kembali bekerja setelah masa pensiun atau hiatus karier adalah kesempatan untuk pertumbuhan dan pembelajaran yang berharga, dan dengan sikap yang positif dan komitmen yang kuat, lansia dapat mengambil langkah-langkah menuju keseimbangan dan kepuasan dalam kehidupan profesional mereka.

Tips untuk Anak Muda Tetap Produktif Sampai Lanjut Usia

Bagi generasi muda yang ingin tetap produktif dan relevan dalam karier mereka hingga lanjut usia, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membangun fondasi yang kuat dan berkelanjutan dalam dunia kerja yang terus berubah.

Pertama-tama, investasi dalam pendidikan dan pengembangan keterampilan adalah kunci untuk kesuksesan jangka panjang dalam karier.

Generasi muda perlu mengakui bahwa pembelajaran sepanjang hayat merupakan hal yang penting dalam menghadapi perubahan yang cepat di dunia kerja saat ini.

Mengikuti kursus pelatihan, mendapatkan gelar tambahan, atau mengikuti program pengembangan profesional adalah cara-cara untuk terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk bersaing dalam pasar kerja yang kompetitif.

Selanjutnya, menjaga kesehatan fisik dan mental adalah faktor penting dalam menjaga produktivitas dan keseimbangan dalam karier.

Generasi muda perlu mengutamakan pola makan sehat, rutin berolahraga, dan mengelola stres dengan efektif untuk menjaga kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

Ini bukan hanya penting untuk kesehatan jangka pendek, tetapi juga untuk mendorong keberlanjutan dan keberhasilan dalam karier jangka panjang.

Bangun jaringan dan hubungan profesional yang kuat juga merupakan langkah penting dalam membangun karier yang sukses.

Jaringan yang luas dapat membuka pintu kesempatan baru, memberikan dukungan dan mentorship, serta memberikan akses ke sumber daya dan informasi yang berharga.

Generasi muda perlu aktif dalam membangun dan merawat hubungan dengan rekan kerja, mentor, dan pemimpin industri untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan karier mereka.

Fleksibilitas dan keterbukaan terhadap perubahan juga merupakan kunci untuk tetap produktif dalam karier hingga lanjut usia.

Dunia kerja terus berkembang dengan cepat, dan generasi muda perlu siap untuk menghadapi perubahan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang berubah-ubah.

Bersedia untuk belajar hal-hal baru, mengambil risiko, dan mencari peluang baru adalah sikap yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan jangka panjang dalam karir.

Terakhir, tetap berkomitmen pada tujuan karier dan tetap fokus pada visi jangka panjang adalah penting untuk mencapai keberhasilan dalam karier hingga lanjut usia.

Generasi muda perlu menetapkan tujuan yang jelas dan merancang rencana tindakan yang dapat membantu mereka mencapai tujuan tersebut.

Dengan memiliki visi yang kuat dan tekad yang kokoh, mereka dapat mengatasi rintangan dan mencapai potensi penuh mereka dalam karier.

Dengan mengadopsi tips-tips ini, generasi muda dapat membangun fondasi yang kuat untuk karier yang berkelanjutan dan berhasil hingga lanjut usia.

Memiliki sikap yang proaktif, berkomitmen pada pengembangan diri, dan fleksibel terhadap perubahan adalah kunci untuk meraih kesuksesan jangka panjang dalam dunia kerja yang terus berubah.

Dalam kesimpulannya, pembukaan peluang kerja untuk lansia menawarkan manfaat yang signifikan bagi kedua belah pihak.

Dengan persiapan yang tepat dan sikap yang positif, lansia dapat memberikan kontribusi yang berharga dalam lingkungan kerja modern, sementara generasi muda dapat belajar dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh lansia untuk mencapai kesuksesan jangka panjang dalam kareir mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun