Di tengah persaingan yang ketat, beberapa individu mungkin menggunakan intimidasi atau pengucilan terhadap rekan-rekan mereka untuk mencapai tujuan mereka, menciptakan lingkungan yang tidak sehat dan tidak mendukung.
Selain itu, kebiasaan buruk dan budaya yang tidak sehat seringkali diturunkan dari generasi ke generasi dalam profesi medis.
Dokter yang telah mengalami perundungan dalam pendidikan mereka mungkin secara tidak sadar meneruskan pola perilaku yang sama kepada mahasiswa kedokteran atau kolega mereka yang lebih muda.
Ini menciptakan lingkaran setan yang mana siklus perundungan terus berlanjut tanpa penyelesaian yang jelas.
Untuk mengatasi perundungan dalam lingkungan kedokteran, diperlukan upaya kolaboratif dari semua pemangku kepentingan.
Penting bagi lembaga pendidikan kedokteran, organisasi profesi medis, dan pemerintah untuk bekerja sama dalam mengembangkan kebijakan dan program-program yang bertujuan untuk mencegah dan mengatasi perilaku perundungan.
Ini termasuk pelatihan untuk mengidentifikasi dan mengatasi perilaku perundungan, menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung, serta mempromosikan budaya yang menghargai kesetaraan, kerjasama, dan belajar bersama.
Hanya dengan upaya bersama, kita dapat mengubah budaya perundungan yang merugikan dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi semua orang di dunia kedokteran.
Konsekuensi Jika Perundungan Terus Terjadi
Perundungan dalam lingkungan kedokteran bukanlah masalah yang dapat diabaikan, karena memiliki konsekuensi yang merugikan bagi individu yang menjadi korban, serta bagi integritas dan kepercayaan masyarakat terhadap profesi medis secara keseluruhan.
Jika perundungan terus terjadi tanpa intervensi yang tepat, akan ada konsekuensi yang signifikan yang perlu dipertimbangkan.
Pertama-tama, konsekuensi yang paling jelas dari perundungan adalah dampaknya terhadap kesejahteraan mental dan emosional individu yang menjadi korban.