Namun, seiring berjalannya waktu, peran kereta api berkembang menjadi lebih dari sekadar alat transportasi barang.
Saat Indonesia meraih kemerdekaannya, kereta api menjadi simbol kemajuan dan integrasi nasional, menghubungkan berbagai wilayah dan mempersatukan bangsa yang terdiri dari beragam suku, agama, dan budaya.
Pada masa kemerdekaan, kereta api terus berkembang menjadi sarana transportasi utama bagi masyarakat Indonesia.
Bahkan, selama era Orde Baru, pemerintah mengalokasikan sumber daya yang signifikan untuk memperluas jaringan kereta api di seluruh negeri, membangun jalur baru dan meningkatkan infrastruktur yang sudah ada.
Hal ini membuat kereta api semakin terjangkau dan dapat diakses oleh masyarakat dari berbagai lapisan sosial.
Seiring dengan itu, tradisi arus balik mudik Lebaran jalur kereta api juga mulai tumbuh dan berkembang, menciptakan pola perjalanan yang khas setiap tahunnya.
Dari generasi ke generasi, cerita-cerita tentang perjalanan pulang dengan kereta api menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya dan sejarah bangsa Indonesia.
Tantangan dan Ketenangan di Perjalanan Pulang
Meskipun kereta api menawarkan pengalaman perjalanan yang unik, arus balik mudik lebaran juga tidak terlepas dari tantangan dan hambatan.
Kepadatan penumpang, keterlambatan jadwal, dan kendala infrastruktur seringkali menjadi bagian dari perjalanan yang melelahkan.
Para penumpang harus bersabar menghadapi antrian yang panjang untuk naik ke kereta api dan menunggu dengan sabar jika terjadi keterlambatan.
Meskipun demikian, di tengah semua itu, ada ketenangan yang aneh terasa.