Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan dalam bidang teknologi menjadi penting untuk memastikan bahwa marbot dapat memanfaatkan teknologi secara optimal dalam menjalankan tugas mereka.
Selain itu, perkembangan teknologi juga dapat mempengaruhi hubungan interpersonal antara marbot dan jamaah masjid.
Penggunaan media sosial dan komunikasi digital dapat mengurangi interaksi langsung antara marbot dan jamaah, yang pada gilirannya dapat mengurangi rasa kedekatan dan keakraban di antara mereka.
Oleh karena itu, penting bagi marbot untuk tetap memperhatikan pentingnya hubungan personal dan komunikasi yang berbasis pada nilai-nilai keislaman dalam menjalankan tugas mereka di era digital ini.
Peran Marbot dalam Membentuk Komunitas yang Solidaritas
Marbot masjid memainkan peran kunci dalam membentuk komunitas yang solidaritas dan saling mendukung.
Melalui interaksi sehari-hari dengan jamaah masjid, mereka membangun hubungan sosial yang erat dan saling mendukung.
Marbot sering kali menjadi figur yang dekat dengan jamaah, menjadi tempat curhat, dan memberikan nasihat serta dukungan moral bagi mereka yang membutuhkan.
Dalam banyak kasus, marbot juga menjadi mediator dalam penyelesaian konflik atau perbedaan pendapat di antara jamaah.
Lebih dari itu, peran marbot dalam membentuk komunitas yang solidaritas juga tercermin dalam praktek-praktek kebersamaan dan gotong royong yang mereka terapkan.
Misalnya, dalam menjaga kebersihan masjid, marbot sering mengajak jamaah untuk berpartisipasi dalam kegiatan membersihkan dan merawat fasilitas masjid.
Ini tidak hanya membantu menjaga kebersihan masjid secara fisik, tetapi juga memperkuat ikatan sosial di antara anggota komunitas.