Mohon tunggu...
Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Mohon Tunggu... Penulis - Menggores Makna, Merangkai Inspirasi

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menanti Bedug: Memahami Sentuhan Melodrama di Tengah Keriuhan Aktivitas Duniawi

28 Maret 2024   09:09 Diperbarui: 28 Maret 2024   09:19 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menunggu bedug adalah sebuah pengalaman yang menggambarkan esensi dari keindahan dalam kesederhanaan.

Di tengah keriuhan dunia yang serba cepat, menunggu suara bedug memecah keheningan malam adalah momen yang dinantikan, terutama saat bulan Ramadan tiba.

Ini bukan hanya tentang menunggu adzan maghrib untuk memulai berbuka puasa, tetapi lebih dari itu, menunggu bedug adalah perjalanan spiritual yang mengajarkan kita untuk merenung, merasakan kedamaian, dan menguatkan hubungan dengan Tuhan.

Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi betapa serunya menunggu bedug, dari kebersamaan dengan komunitas hingga pengalaman merasakan kebahagiaan dalam kesederhanaan.

Mari kita renungkan bersama-sama bagaimana menunggu bedug dapat menjadi lebih dari sekadar sebuah tradisi, tetapi juga sebuah pelajaran hidup yang berharga.

Keindahan dalam Kesederhanaan: Memahami Makna Lebih Dalam

Menunggu bedug bukanlah sekadar menanti waktu berbuka puasa, melainkan sebuah perjalanan yang membawa kita mendekati makna kehidupan yang lebih dalam.

Dalam kesederhanaannya, menunggu bedug mengajarkan kita untuk menghargai momen-momen kecil yang sering terlewatkan dalam kehidupan sehari-hari yang begitu sibuk.

Suara bedug yang merdu, cahaya bulan yang menyinari, serta kehadiran orang-orang yang tersenyum bahagia, semua itu memberikan pengalaman yang menggetarkan jiwa.

Saat kita duduk bersama-sama, merenung dalam keheningan yang tercipta sebelum adzan maghrib berkumandang, kita menyadari bahwa kebahagiaan sejati seringkali ditemukan dalam kesederhanaan.

Dalam momen-momen seperti ini, kita belajar untuk menghargai nikmat kecil yang seringkali terabaikan, dan menyadari bahwa kebahagiaan tidak selalu tergantung pada hal-hal besar atau material.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun