Globalisasi telah membawa perubahan dalam pola komunikasi, perdagangan, dan hubungan antarbangsa, yang pada gilirannya mempengaruhi tuntutan akan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
Kurikulum pendidikan perlu responsif terhadap perkembangan ini dengan memasukkan elemen-elemen seperti literasi digital, keterampilan multibahasa, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan teknologi.
Selain itu, tuntutan akan inklusi dan keadilan pendidikan juga menjadi faktor penting dalam mendorong perubahan kurikulum.Â
Semakin banyaknya penelitian yang menyoroti ketidaksetaraan dalam pendidikan, baik dari segi akses maupun hasil belajar, mendorong perlunya pendekatan yang lebih inklusif dalam penyusunan kurikulum.
Kurikulum harus mampu mengakomodasi kebutuhan beragam peserta didik, termasuk mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi dan sosial yang berbeda, serta peserta didik dengan kebutuhan khusus.
Selanjutnya, perubahan dalam pandangan tentang pendidikan juga menjadi faktor yang mendorong perubahan kurikulum.
Paradigma pendidikan yang semakin berorientasi pada pengembangan kompetensi, penguatan karakter, dan pemberdayaan peserta didik menjadi landasan bagi penyusunan kurikulum yang lebih relevan dan responsif terhadap kebutuhan zaman.
Pendidikan tidak lagi hanya dipandang sebagai transfer pengetahuan semata, melainkan sebagai proses pembentukan individu yang memiliki kecerdasan, karakter, dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam kehidupan.
Selain itu, kebutuhan akan sumber daya manusia yang berkualitas juga menjadi faktor yang mendorong perubahan kurikulum.
Dalam era globalisasi dan persaingan ekonomi yang ketat, pemerintah dan masyarakat semakin menyadari pentingnya memiliki tenaga kerja yang handal, kreatif, dan inovatif.
Oleh karena itu, kurikulum pendidikan perlu disesuaikan untuk memastikan bahwa lulusan pendidikan memiliki keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja dan mampu bersaing dalam skala global.