Evolusi Kurikulum Nasional
Sejarah kurikulum nasional mencerminkan perjalanan panjang dalam pengembangan sistem pendidikan di berbagai negara di seluruh dunia.
Pada awalnya, kurikulum sering kali didasarkan pada pendidikan klasik yang menekankan pada studi klasik seperti bahasa Latin, filsafat, dan retorika.
Namun, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perubahan dalam tuntutan masyarakat, kurikulum mengalami transformasi yang signifikan.
Pada abad ke-19, era industri menghadirkan kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil dan terlatih. Inilah awal munculnya pendidikan vokasional dalam kurikulum, yang menekankan pada keterampilan praktis dan teknis yang dibutuhkan dalam industri.Â
Meskipun demikian, pendidikan tetap dipandang sebagai hak istimewa yang hanya tersedia bagi kalangan tertentu dalam masyarakat.
Pada abad ke-20, perubahan sosial yang pesat, seperti gerakan hak sipil, revolusi seksual, dan globalisasi, memengaruhi pandangan terhadap pendidikan.
Kurikulum menjadi lebih inklusif, mencakup materi yang mencerminkan keragaman budaya dan latar belakang sosial.
Selain itu, penekanan pada keterampilan abad ke-21 seperti pemikiran kritis, kolaborasi, dan literasi digital mulai muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan yang berkembang dalam masyarakat yang semakin kompleks dan terhubung.
Namun, evolusi kurikulum tidak terjadi tanpa tantangan. Salah satu tantangan utamanya adalah resistensi terhadap perubahan.
Ada serangkaian kepentingan yang terlibat dalam proses pembuatannya, termasuk guru, orang tua, politisi, dan pemangku kepentingan lainnya, yang mungkin memiliki pandangan yang berbeda tentang arah yang harus diambil oleh pendidikan.