Mohon tunggu...
Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Mohon Tunggu... Penulis - Menggores Makna, Merangkai Inspirasi

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemilu Serentak dan Paradoks Kesejahteraan: Refleksi atas Kasus KPPS Berguguran

7 Maret 2024   13:42 Diperbarui: 7 Maret 2024   13:48 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemungutan suara - sumber: bing.com (copilot designer)

Sebagai masyarakat yang peduli terhadap demokrasi dan kesejahteraan sesama, kita memiliki tanggung jawab untuk mendukung upaya-upaya perbaikan dalam penyelenggaraan pemilihan umum. Ini termasuk memberikan dukungan moral kepada para petugas KPPS, serta mendesak pemerintah untuk bertindak lebih proaktif dalam menjaga kesejahteraan dan keamanan mereka.

Tak dapat dipungkiri bahwa peran petugas KPPS sangatlah vital dalam menjamin keberhasilan dan keabsahan sebuah pemilihan umum. Mereka adalah garda terdepan dalam mewujudkan hak suara setiap warga negara, serta menjadi penghubung utama antara pemerintah dan masyarakat dalam proses demokrasi. Namun, ironisnya, kesejahteraan dan keamanan mereka sering kali diabaikan, bahkan dianggap sebagai "biaya" yang harus dikeluarkan untuk menjalankan demokrasi. Hal ini mencerminkan paradoks dalam demokrasi kita, di mana warga negara dipanggil untuk berpartisipasi dalam proses politik, namun para pelaksana proses tersebut sering kali tidak mendapatkan perlindungan dan perhatian yang layak.

Tentu saja, masalah kesejahteraan dan keamanan petugas KPPS bukanlah sesuatu yang baru. Sudah sejak lama mereka menjadi sasaran empuk bagi berbagai kepentingan politik dan keamanan, terutama di daerah-daerah yang rawan konflik atau pun pemilu yang bersifat polarisasi. Bahkan, tak jarang mereka menjadi korban intimidasi, ancaman, bahkan kekerasan fisik hanya karena menjalankan tugas mereka dengan jujur dan adil. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan mereka tidak hanya sebagai "petugas," tetapi juga sebagai simbol dari perjuangan demokrasi yang seharusnya mendapatkan penghormatan dan perlindungan dari semua pihak.

Maka dari itu, evaluasi terhadap kondisi petugas KPPS pasca pemilu serentak adalah suatu keharusan yang tidak bisa diabaikan. Evaluasi tersebut tidak boleh hanya sebatas pada tingkat partisipasi dan hasil suara, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek-aspek kesejahteraan dan keamanan para pelaksana pemilu. Ini adalah langkah awal yang penting untuk membangun sistem yang lebih inklusif dan berkelanjutan dalam penyelenggaraan pemilihan umum di masa depan.

Dalam proses evaluasi tersebut, penting bagi pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat untuk bersikap proaktif dalam mendengarkan suara para petugas KPPS sendiri. Mereka adalah saksi langsung dari berbagai tantangan dan risiko yang dihadapi dalam menjalankan tugas mereka. Dengan mendengarkan pengalaman dan masukan dari mereka, kita dapat memahami secara lebih baik tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan keamanan mereka di masa mendatang.

Selain itu, evaluasi juga harus mengarah pada pembahasan kebijakan jangka panjang yang bertujuan untuk memberikan perlindungan yang lebih baik bagi petugas KPPS. Ini termasuk penyediaan asuransi kesehatan dan kecelakaan yang memadai, peningkatan gaji dan tunjangan bagi para petugas, serta penguatan hukum yang memberikan sanksi tegas bagi pelaku intimidasi atau kekerasan terhadap petugas KPPS.

Namun, upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan keamanan petugas KPPS tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau lembaga terkait saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama seluruh masyarakat. Diperlukan adanya kesadaran kolektif tentang pentingnya menghormati dan melindungi para pelaksana demokrasi, serta mengakui bahwa tanpa mereka, proses demokrasi tidak akan berjalan dengan baik.

Seiring dengan perbaikan infrastruktur dan regulasi, penting juga untuk menyoroti aspek pendidikan dan pelatihan bagi petugas KPPS. Meskipun banyak dari mereka adalah warga biasa yang dipilih secara acak, pendidikan dan pelatihan yang memadai dapat mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan yang mungkin timbul selama proses pemungutan suara. Pelatihan ini tidak hanya terkait dengan prosedur teknis dalam melakukan pemungutan suara, tetapi juga penting untuk meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban petugas KPPS, serta cara mengatasi konflik atau situasi darurat yang mungkin terjadi di tempat pemungutan suara.

Selain itu, partisipasi aktif dari masyarakat dalam pengawasan proses pemilu juga dapat membantu mengurangi beban kerja yang berat bagi petugas KPPS. Dengan memiliki lebih banyak pengamat independen yang mengawasi jalannya proses pemungutan suara, dapat membantu mengurangi potensi kecurangan dan meningkatkan rasa percaya diri petugas KPPS dalam menjalankan tugas mereka. Ini juga dapat memberikan perlindungan tambahan bagi mereka, karena adanya saksi dari masyarakat dapat mengurangi risiko ancaman atau intimidasi terhadap petugas KPPS.

Namun, upaya-upaya ini tidak akan berhasil tanpa dukungan penuh dari pemerintah dan lembaga terkait lainnya. Pemerintah harus memastikan bahwa ada alokasi anggaran yang cukup untuk mendukung kesejahteraan dan keamanan petugas KPPS, serta untuk melaksanakan program pelatihan dan pendidikan yang berkualitas bagi mereka. Selain itu, penting juga untuk memperkuat kerja sama antara pemerintah, lembaga pemilihan umum, dan masyarakat sipil dalam mengawal proses pemilu agar berjalan dengan lebih transparan dan adil.

Dalam era di mana teknologi semakin berkembang, ada juga potensi untuk memanfaatkan inovasi digital dalam memperbaiki sistem pemilihan umum. Penggunaan aplikasi atau sistem informasi yang canggih dapat membantu mempermudah proses pemungutan suara, mengurangi risiko kesalahan manusia, dan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun