AKHIRÂ
PEKAN lalu kita dikagetkan oleh dua hal dari istana yang saling bertolak belakang, yang pertama viralnya video Jokowi marah - marah terhadap kabinetnya dan bahkan sampai muncul nada ancaman.ÂJokowi marah, karena semua kebutuhan yang sejatinya tidak menggunakan tehnologi tinggi, tapi pembantu-pembantunya lebih suka impor. Jokowi menyebut beberapa nama kementrian seperti menteri kesehatan, mengapa hanya tempat tidur yang di Jogja, Tangerang dan Bekasi ada pabriknya, lalu untuk kebutuhan rumah sakit kita harus impor, bodoh benar kita ini.
Peristiwa yang kedua adalah larangan Kementerian Perdagangan kepada Gubernur Anies untuk mengadakan operasi pasar murah minyak goreng. Larangan itu tertuang dalam surat keputusan  Permendag Nomor 11 tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi. HET Minyak Goreng inilah yang menjadi penghalang Pemrov DKI Jakarta untuk membuka pasar murah kebutuhan pangan minyak goreng.
"Tujuannya agar tidak membuat resah. Karena apa? Karena minyak sudah tersedia. Jadi pada akhirnya tidak melakukan operasi pasar," Sebagaimana dijelaskan oleh Direktur Utama Food Station Pamrihadi Wiraryo kepada Republikacoid, Senin, 21 Maret 2022.
Dua peristiwa itu menjelaskan adanya kutub keberpihakan yang berbeda, Jokowi berusaha menghidupkan keberdayaan masyarakat lewat pembelian produksi dalam negeri dan mendorong naiknya daya beli. Sementara para menterinya sangatlah bertolak belakang dengan harapan itu, lebih banyak berpihak kepada kepentingan  asing dan pengusaha ( oligarki).
Kegundahan itulah yang menyebabkan Jokowi harus mengeluarkan kata kata dengan nada marah dan ancaman.
Sebagai manusia dan presiden tentu Jokowi merasa bersalah, ketika kebijakan dia selama ini tidak banyak bisa dirasakan oleh rakyatnya, padahal mensejahterakan rakyat adalah tugas utama konstitusi yang harus dia emban.Â
Namun pada kenyataannya, sampai menjelang massa jabatan dua periodenya, kehidupan masyarakat tidak semakin baik, kemiskinan tidak kunjung membaik, pengangguran tidak kunjung tertangani, janji 10.000 kesempatan kerja, ternyata banyak diisi oleh tenaga-tenaga kerja dari China, meski itu hanya tenaga kasar yang tak butuh tehnologi tinggi.Jokowi tentu banyak belajar dari peristiwa-peristiwa sebelumnya, bagaimana akhir sebuah kekuasaan.Â
Jokowi tentu tak ingin diakhir kekuasaannya, dia dikenang sebagai presiden yang banyak bohong, tidak berpihak pada rakyat, atau presiden yang tidak bisa berbuat apa apa. Jokowi pasti ingin menunjukkan dirinya sebagai presiden yang berpihak kepada rakyat.
Jokowi nampaknya  mulai terusik hati nuraninya dengan kenyataan yang terjadi ditengah masyarakat. Jokowi sadar bahwa banyak sekali dia mendapatkan informasi yang tidak benar dan berpotensi menjerumuskannya.
Isu pemunduran pemilu dan perpanjangan massa jabatan presiden, serta alasan demokrasi yang tak masuk akal, cepat dia sadari, meski setelah mendapatkan perlawanan internal dari partai pendukungnya sendiri, seperti Nasdem, PDIP, PPP dan bahkan Gerindra, setelah sebelumnya mendapatkan penolakan dari PKS dan Partai Demokrat.
Lalu kemana bandul harapan Jokowi? Nampaknya Jakarta menjadi keberpihakan yang bisa dibanggakan Jokowi. Anies sebagai gubernur yang merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah pusat, ternyata mampu menterjemahkan tugas-tugas konstitusi yang diemban oleh pemerintah pusat.
Keberpihakan Anies kepada rakyat Jakarta begitu jelas dan terlihat sigap. Dalam hal hilangnya minyak goreng di pasaran, Anies sudah memerintahkan jajarannya untuk menggelar operasi pasar minyak goreng murah, tujuan Anies jelas ingin membantu warga Jakarta mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok yang terjangkau, tidak ada yang salah dan ini mulia, namun sayangnya niat mulia ini diganjal oleh pembantu Jokowi sendiri.
Prestasi Anies dalam meneterjemahkan tugas konstitusi yang harus diemban Jokowi sudah sangat banyak dilakukan untuk rakyat Jakarta, Anies mensubsidi harga air dari Rp. 32.000 perkubik Rp. 8000. Jakarta juga tercatat sebagai kota yang tingkat polusinya berkurang, dengan banyaknya pengurangan penggunaan gas emisi, misalnya layanan gratis transportasi massal dan terintegrasi, trotoar-trotoar dilebarkan dan dibuat indah dan nyaman untuk pejalan kaki.Â
Yang monumental adalah Anies memberikan sertifikat IMB kepada 1000 kepala keluarga dan mencabut aturan yang melarang pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) maupun pengalihan hak atas tanah di Kelurahan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Anies tak bisa dipungkiri adalah sosok Gubernur yang berpihak dan selalu hadir disetiap persoalan yang dihadapi warganya.
Anies bekerja dalam senyap, tapi mampu membuktikan janji-janjinya, dan inilah yang "membanggakan" Jokowi.
Pembangunan JIS yang berkaliber internasional dan merupakan yang terbaik di Asia tentu juga akan menjadi catatan kebaikan Jokowi terhadap Anies, belum lagi nanti di bulan Juni 2022, kalau ajang Formula E terlaksana, tentu akan membantu meningkatkan geliat ekonomi Indonesia dan keharumannya di manca negara.
Meminjam analisa Freud seorang ahli psikologi analisa, bahwa apa yang dilakukan Jokowi saat ini adalah bentuk kesadaran hati nurani. Marahnya Jokowi adalah hal wajar sebagai seorang yang sadar mengetahui bahwa dia telah dibohongi.
Kini tinggal Anies lah yang bisa diharapkan oleh Jokowi agar dia bisa mengakhiri kekuasaannya dengan husnul khootimah.
Surabaya, 29 Maret 2022
Isa Ansori
Kolumnis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H