Mohon tunggu...
Media Online
Media Online Mohon Tunggu... Editor - Penulis

Suka menulis membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Senja dan Secangkir Kopi Pahit

3 Februari 2024   09:52 Diperbarui: 3 Februari 2024   09:54 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langit memerah, jingga mewarnai awan,

Senja menyapa, membawa kedamaian.

Di sudut kedai, aku termenung sendiri,

Menemani secangkir kopi pahit nan sunyi.

Aromanya menusuk hidung,

Pahitnya meresap di lidah,

Seperti rasa pilu yang tertahan,

Menemani lara yang tak terkatakan.

Senja kian meredup,

Langit berubah menjadi kelam,

Seperti hati yang terluka,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun