Langit memerah, jingga mewarnai awan,
Senja menyapa, membawa kedamaian.
Di sudut kedai, aku termenung sendiri,
Menemani secangkir kopi pahit nan sunyi.
Aromanya menusuk hidung,
Pahitnya meresap di lidah,
Seperti rasa pilu yang tertahan,
Menemani lara yang tak terkatakan.
Senja kian meredup,
Langit berubah menjadi kelam,
Seperti hati yang terluka,
Terpaku pada kenangan yang kelam.
Namun, kopi ini bukan tanpa makna,
Dia mengajariku tentang arti pahitnya hidup,
Bahwa di balik setiap kesulitan,
Ada secercah harapan yang terbit.
Seperti senja yang berganti malam,
Hidup pun terus berputar,
Ada kalanya senang, ada kalanya sedih,
Itulah indahnya perjalanan hidup ini.
Secangkir kopi pahit di tangan,
Menemani senja yang kian menghilang,
Menjadi pengingat bahwa setiap rasa,
Adalah bagian dari cerita yang indah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI