Mohon tunggu...
Media Online
Media Online Mohon Tunggu... Editor - Penulis

Suka menulis membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bisu Berbisik, Rindu Menjerit

3 Februari 2024   02:46 Diperbarui: 3 Februari 2024   03:03 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam diam, detak jantung bercerita,

Menyanyikan rindu yang tak bersuara.

Mata menerawang, ke ruang hampa,

Mencari jejakmu yang tiada.

Bisu bibirku menahan ungkapan,

Rindu bergelora, tertahan di pikiran.

Ingin kuungkapkan, namun takut kehilangan,

Maka diam kupilih, sebagai pemargin.

Bunga kenangan masih harum semerbak,

Membayangkan senyummu, hangat memeluk.

Haruskah terus begini, terkurung sepi?

Kapan bisu ini mampu menyuarakan hati?

Malam berbisik, angin membawa pesan,

Rinduku menjerit, menembus awan kelam.

Semoga kau tahu, meski tak terucapkan,

Di dalam diam ini, rindu terus bernyanyian.

Hingga suatu saat, bisu ini kan bicara,

Menyatukan hati, rindu tak lagi lara.

Tapi untuk sekarang, biarkan aku berdoa,

Agar diamku didengar, di lubuk hatimu yang jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun