Sebagian besar dari mereka ditipu oleh broker dari Indonesia yang menyaratkan biaya tinggi dengan iming-iming kerja di Jepang, menggunakan visa turis atau pelajar. Banyak yang tertipu karena percaya visa mereka nanti akan bisa diganti jadi visa kerja setelah di sini.Â
Padahal ngga jarang setibanya di Jepang mereka dibiarkan begitu saja. Seperti pesan yang saya terima di atas, beberapa kali saya dengar orang Indonesia kebingungan menunggu orang yang dikabarkan akan menjemputnya di stasiun tapi orang tersebut tidak kunjung datang, alias fiktif.
Karena mereka sudah membayar biaya yang sangat tinggi kepada broker tersebut, maka setibanya di Jepang mereka harus bisa bertahan untuk bisa mendapatkan uang untuk balik modal. Apapun dilakukan untuk bisa bekerja, mencari komunitas-komunitas yang mau menolong, sembari sembunyi-sembunyi dari kejaran petugas imigrasi dan polisi.
Masalahnya, Jepang sendiri juga sedang darurat kekurangan tenaga kerja sehingga migran tanpa dokumen pun seringnya bisa saja dapat pekerjaan di kota-kota kecil.Â
Memang bekerja di Jepang mempunyai image yang sangat positif terutama tentang: gaji tinggi dan teknologi canggih. Tapi bagaimana realitanya? Ini perlu disimak untuk yang berencana bekerja di Jepang lewat broker yang menjanjikan pekerjaan seperti di pabrik, konstruksi, perikanan ataupun pertanian.
1. Gaji Tinggi
Mimpi: mendapatkan gaji 20 juta per bulan, sehingga bisa menabung minimal 5 juta per bulan.
Realita: betul, gaji buruh dengan 8-10 jam bekerja per hari selama 5-6 hari kerja per minggu bisa berkisar 15-20 juta rupiah per bulan (full sebulan). Tapi mencari kerja full-time juga tidak mudah, apalagi jika status visa nya overstay atau ilegal. Â
Perusahaan-perusahaan Jepang akan dikenai sangsi sampai 1 juta yen (sekitar 130 juta rupiah) jika kedapatan memperkerjakan tenaga kerja tanpa visa yang valid.Â
Jangan lupa juga bahwa untuk mendapatkan pekerjaan full-time seperti di pabrik pun biasanya akan ada broker lagi, baik itu levelnya perusahaan atau perorangan. Broker yang levelnya perusahaan biasanya tidak bekerja by komisi, tapi dari memotong gaji pekerja hingga 20% per jam. Iya PER JAM.Â
Jadi misalnya dari pabriknya harusnya dapat 1000 yen, pekerja bisa hanya akan dapat 800 yen per jam, dan itu berlaku selama mereka bekerja di tempat tersebut.Â