Mohon tunggu...
Mutiara Me
Mutiara Me Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya

Belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ketahui Fakta tentang Salmon GMO

19 April 2019   20:01 Diperbarui: 20 April 2019   18:40 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Macam-macam salmon dan ciri fisiknya/ Dokpri

Salmon, terkenal sebagai sumber asupan gizi baik untuk manusia. Pengasosiasian salmon terhadap kesehatan karena tingginya kadar DHA pada minyak ikannya sudah sangat mengakar.

Para ibu pun ingin bisa memberikan salmon sebagai makanan untuk anak-anaknya. Namun tahukah kita bahwa salmon yang kita bayangkan sehat itu tidak selalu sebaik yang kita bayangkan?

Salmon yang kita tahu adalah ikan yang hidup di samudra Atlantik dan Pasifik di bumi belahan utara yang dingin. Salmon tidak dijumpai di lautan Indonesia yang hangat. Oleh karena itu ikan ini relatif mahal karena merupakan produk impor. Dengan semakin tingginya permintaan salmon di dunia, sementara pasokan di alam liar tidak mencukupi, selain juga mengganggu ekosistemnya, membuat harga salmon melambung tinggi. 

Ini mendorong berbagai peneliti mempelajari bagaimana salmon bisa diternakkan, dengan memodifikasi gen-nya. Iya, salmon biakkan adalah produk GMO (Genetically Modified Organism). Peternakannya pun ada di berbagai negara tempat habitat salmon liar, seperti Norwegia. Jadi jangan terkecoh bila menjumpai salmon yang bertuliskan "dari Norwegia".

Tidak selalu ikan tersebut ditangkap dari habitat aslinya, bisa saja itu farmed atau ternakkan. Selain Norway, salmon ternakkan dikembangbiakkan juga di Jepang dan Argentina. 

Mengkondisikan habitat salmon sama seperti aslinya tentu tidak mudah, karena warna merah dan oranye daging Salmon itu disebabkan kandungan makanannya yang berupa udang dan biota laut. Itulah yang menghasilkan minyak ikan salmon yang sehat saat kita konsumsi. Sayangnya, salmon yang dikembangbiakkan di habitat yang dikondisikan, semua kandungan alami nya terskip, tergantikan dengan bahan kimia.

Salmon ternakkan warna daging aslinya tidak berwarna oranye, namun abu-abu. Oleh karena itu, peternak pun harus "memoles" warna dagingnya dengan memberi makan salmon dengan pelet warna.

Pelet ini tentu saja bahan kimia yang bisa membuat warna daging salmon berwarna merah dan oranye cerah seperti halnya warna daging salmon liar. Warnanya pun bisa dipilih, mau warna dagingnya merah tua sampai oranye pucat. Ada tabel warnanya. Semakin mendekati warna asli daging salmon liar, semakin tinggi harga pakan salmon tersebut.

Macam-macam salmon dan ciri fisiknya/ Dokpri
Macam-macam salmon dan ciri fisiknya/ Dokpri

Nah di Indonesia, salmon hanya ada di tempat belanja tertentu dan biasanya dalam keadaan frozen. Produknya pun jarang diberi label asal negaranya apalagi dituliskan keterangan mengenai produk GMO atau bukan.

Di negara-negara seperti Amerika atau Eropa, produk-produk makanan sudah banyak yang dilabeli GMO atau non-GMO sebagai bagian dari hak konsumen untuk mengetahui apa kandungan yang ada dalam suatu produk. 

Hak konsumen ini lah yang masih belum terlalu diperhatikan di negara kita. Seringnya kita hanya melihat produk makanan dari harganya, asal terjangkau, itu sudah bikin happy. Padahal kebanyakan produk GMO memang lebih murah karena produksinya bisa massal. Nah kembali ke salmon GMO, adakah ciri-cirinya? Ada.

Bisa dilihat di gambar, di atas sendiri adalah salmon ternakan dari Norwegia, kanan bawah adalah salmon ternakkan dari Miyagi, Jepang (Miyagi sendiri adalah daerah terdampak cemaran radiasi Fukushima saat tsunami menerjang 2011 lalu), kiri bawah salmon liar dari Atlantik. Darimana saya tahu asalnya? Dari label produk tiap salmon yang dijual di supermarket tersebut. 

Dari pengalaman pribadi mengolah salmon, saya melihat salmon liar cenderung berwarna daging merah tua, dan nyaris tidak terlihat guratan putih lemaknya. Teksturnya padat. Saat dicuci, ia tetap berminyak dan minyak ikannya yang berwarna oranye terlihat keluar dari dagingnya. Saat dimasak, warna daging salmonnya tidak pudar.

Salmon GMO berwarna bermacam-macam (tergantung pelet yang dimakan ikan tersebut), namun kebanyakan warnanya oranye terang dan menyala, dengan guratan putih lemak yang jelas.

Saat dicuci, minyak ikannya tidak terlalu terlihat. Saat dimasak warna daging salmonnya memudar dan agak pucat. Saat dimakan pun rasanya tidak terlalu gurih. Sementara, ikan salmon liar saat dimakan rasanya sedikit asin (tanpa ditambah garam) dan gurih. Rasanya memang tidak bisa dibohongi meskipun dari penampilan bisa menipu.

Namun, apakah salmon liar lebih sehat dari salmon ternakkan? Banyak argumen yang berusaha mematahkan pandangan bahwa salmon liar lebih sehat dengan alasan banyaknya kontaminasi mercury dan logam berat lainnya di lautan saat ini, sehingga salmon ternak dianggap lebih aman karena habitatnya lebih bisa dikondisikan. Nah bagaimana menurut anda?
Mutiara Me

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun