No joke. Istimewanya berurusan dengan manusia :)
Pejabat X meskipun ditugaskan di negara Y, kok ada yang tetep sama saja, kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah. Kalau di negara Y, saat kita sudah janjian sama-sama konfirm ya berarti sudah sama-sama tahu dan sudah dapat tuh waktu dengan orang yang kita tuju. Mereka kalau kira-kira ngga bisa tapi tidak enak bilang ngga, biasanya gejalanya akan bilangnya gini: "I will contact you again." Karena tidak ada jam dan hari yang disebutkan berarti itu artinya tidak ada 'deal'. Tapi jika ada hari dan waktu yang disebutkan meskipun misal janji dibuat 2 bulan sebelumnya, ya waktu itu akan tetap dipegang dan ditepati.
Kadang Rara suka mengandai-andai juga: "coba kalau penelitian saya data utamanya tulisan, kertas, angka-angka...mungkin mumet pala berbie juga hehe tapi saya bayangkan at least data seperti itu tidak 'melawan' saat sudah 'ditemukan'."
---------------------------------
Begitulah cerita Rara, yang saya tahu juga, memang data yang diambil dari observasi, wawancara atau narasi orang, banyak sekali etika dan prosedur pengambilannya, pendekatan ke komunitasnya sebelum bisa mendekati individunya, plus sifat manusia yang aneh-aneh dan ajaib, faktor sosial, budaya dan politiknya, dsb. Tapi tentu saja semua ada plus dan minusnya.
Saya pernah mewawancara pejabat yang meskipun ketemunya susah amit-amit karena sibuk sekali...tapi tepat janji dan kooperatif, tentu saja semuanya berjalan lancar. Apalagi jika mungkin kita mewawancarai pejabat yang memang ingin diexpose dan disuarakan di media, pasti lebih mudah dan bahkan jurnalisnya yang malah diundang untuk mewawancarai. Tapi bagaimana dengan sumber-sumber yang sulit dan suka mempersulit ya? Jika ada kompasianer yang mempunyai pengalaman sebagai peneliti atau jurnalis, boleh dibagi ke Rara dan mungkin ke kompasianer lain yang membutuhkan, bagaimana pendekatan dan pengalaman khususnya dalam mewawancarai pejabat negara yang sulit. :)
Terimakasih sudah membaca dan salam hangat,
Mutiara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H