Bisa duduk di kursi first-class di pesawat mungkin terlalu mahal untuk sebagian besar orang termasuk saya. Bepergian dengan pesawat sudah cukup dengan kursi berjudul economy class. Yang paling penting kita selamat sampai tujuan dan sebenarnya kursi ekonomi selama ini cukup nyaman juga. Saya sendiri suka perjalanan udara namun kurang suka perjalanan darat yang lama karena sulit untuk bisa menemukan posisi nyaman dan tertidur.
Kemarin saya kebetulan harus pergi ke Tokyo dari Nagoya untuk menghadiri acara pada pagi hari. Biasanya jika harus cepat sampai, saya memilih naik bullet train. Hanya dibutuhkan 1,5 jam untuk sampai di Tokyo dengan harga sekitar 1 juta rupiah one-way, sementara bus malam membutuhkan waktu 6-7 jam dengan range harga jika dikurskan 400-800 ribu rupiah. Namun jika naik bullet train, selain mahal, saya harus bangun pagi-pagi sekali. Singkatnya, agar sedikit lebih murah, saya memilih bus tapi tetap ingin bisa tidur nyaman, sehingga segar saat sampai di Tokyo. Akhirnya saya memutuskan mencoba tempat duduk tipe Cocoon yang termasuk tipe kursi mewah ala first-class dengan harga tertinggi dibandingkan tipe kursi lain. Untuk membeli tiketnya bisa lewat website Willer Express. Harga tiket yang harus saya bayar adalah 7.600 yen atau sekitar 800 ribu. Cukup terjangkau jika mengingat nanti akan bisa menikmati kursi tersebut sekitar 7 jam hehe puas kan. Namun jika dibandingkan harga tiket dengan kursi tipe “Relax” yang juga sangat nyaman (dibandingkan kursi bus malam di Indonesia pada umumnya), ini dua kali lipat. Saat booking saya sudah langsung bisa menentukan kursi yang saya inginkan seperti di pesawat.
Cocoon dalam bahasa Indonesia artinya 'kepompong'. Nampaknya menginspirasi bentuk kepompong yang menggantung dan mewadahi dengan nyaman yang ada di dalamnya, maka kursi tipe ini dinamai demikian.
Sebetulnya membayangkan akan bermalam tidur di bus bukan hal yang menyenangkan. Namun karena ada sedikit excitement akan mencoba pertama kali Cocoon seat yang mirip tempat duduk first-class di pesawat, maka saya agak menanti-nanti jam keberangkatan. Bus ini berangkat pukul 23:00 dari Nagoya Station dan dijadwalkan tiba di Shinjuku pukul 6:15 dan di Disney Sea pukul 7:00.
Saat sudah tiba waktu keberangkatan dan akan menaiki bus, saya sudah siap untuk excited. Ternyata, ruang yang tersisa untuk penumpang berjalan masuk ke kursi yang ditentukan sangat sempit karena terhimpit shell-compartment kiri dan kanan. Sehingga penumpang harus agak miring jalannya sampai ke kursi yang di-booking. Satu deret terdapat 8 compartment, sehingga total kursi adalah 16. Nomor kursi saya 5B jadi cukup di tengah.
Kapan yah ada bus seperti ini di Indonesia? Oh iya, berbeda dengan bus malam di Indonesia, bus malam di Jepang berjalan dengan kecepatan yang relatif rendah agar penumpang nyaman. Setiap dua jam sekali bus harus berhenti di tempat peristirahatan agar penumpang bisa ke toilet atau beli makanan-minuman, dan untuk supir untuk beristirahat. Kalau di Indonesia sayangnya bus malam malah sering mengajak penumpangnya uji nyali.
Jika Anda berkesempatan ke Osaka atau Nagoya dan ingin ke Tokyo, ini bisa jadi opsi dan merasakan pengalaman kursi first-class dengan nyaman dan harga yang cukup terjangkau.
Salam,
Median (Nagoya, 17062015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H