Mohon tunggu...
Median Editya
Median Editya Mohon Tunggu... lainnya -

penyuka beladiri dan sastra. calon guru teknik yang dicemplungin NASIB ke dunia perbankan..well, life always have a twisting plot rite ?

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berguru Kepada Setan!

7 Oktober 2010   01:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:39 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_281278" align="aligncenter" width="300" caption="setan (unduh dari venomaxus.wordpress.com)"][/caption]

Dipikir-pikir kita haruslah berguru kepada setan. Setan? Ya anda sedang tidak salah baca, saya jelas-jelas menulis setan yang notabene musuh terbesar umat manusia. Kira-kira pelajaran apa yang bisa kita ambil dari setan ini? Silahkan disimak sedikit pemikiran saya.

Setan itu sangat optimis dan penyabar. Apabila ada manusia yang begitu alimnya dia tetap optimis dan sabar mencoba beragam cara untuk menyesatkannya. Kita? Sering kali baru satu dua kali mencoba saja sudah pesimis dan menyerah. Tampaknya kali ini kita harus mengaku akan kehebatan setan bukan?

Setan juga adalah makhluk yang sangat ingin berteman. Dia tak suka sendirian sehingga mengajak manusia untuk menemaninya di neraka kelak. Kita? Sering kali suka menyendiri mementingkan diri sendiri. Egois sekali bukan dibandingkan setan ini.

Setan itu juga pantang menyerah dan selalu bekerja keras untuk mencapai tujuannya menyesatkan manusia. Kita? Baru ada halangan langsung malas dan berleha-leha dalam bekerja, kalau mulus tidak ada halangan malah bersantai-santai menunda kerja. Bagaimana kita bisa mencapai tujuan kita bukan kalau begini?

Setan adalah makhluk paling solider. Sanggup dan mau mengajak golongan lainnya bahu membahu untuk merayu manusia. Kita? Boro-boro deh. Sukanya lu lu gue gue. Tidak sadar kalau sebenarnya saling membutuhkan. Jangankan saling membantu, yang ada kita malah suka menyakiti sesama.

Setan itu memang musuh terbesar manusia. Tapi kita haruslah ingat pepatah lama yang berkata “kenalilah dengan seksama apa dan bagaimana musuh yang ada”. Sehingga kalaulah memang kita yakin kita lebih baik dari setan, maka sudah seharusnya kita mampu menarik sisi positif walau setan itu musuh terbesar manusia.

Salam,

Median

—————————–

bagi yang aktif juga di FB kalau berminat bisa join ke dua pages berikut ini :

FBI (Forum Buku Indonesia)

MUI (Menulis Untuk Indonesia)

bisa juga melihat tulisan-tulisan berikut

@Bang Astoko Datu Harta Bangsa Dari Zaman ke Zaman

@mbak dewi solihat Ketika Suami Curhat Kepadaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun