Jadi indonesia musti gimana? Mau memperbanyak jumlah doktor? Guru? Atau staff pengajar lainnya? Butuh berapa tahun pula? Sementara ketimpangan sudah terjadi di daerah sana, berapa banyak generasi yang harus menunggu dan tak mendapatkan hak pengetahuan setaranya??
Miris itu berubah menjadi sesak. Mengingat salah satu momen dulu saat saya ditanya dan dipinta oleh seorang murid (saya sempat mengajar ikut program PPL nasional selama 1 tahun di salah satu daerah transmigran jawa di sumatra, dan daerah pedesaan jawa barat) “bapak mengajar saja disini, tak ada guru yang mau mengajar kami disini..”, saya sendiri sampai nyaris nangis dibuatnya waktu itu. Apalagi saat mengetahui dan menelaah pendapat sang profesor tadi yang berkaitan dengan TA adek kelas sya ini.
Kuhela nafas.. berat ya allah ternyata, berat sekali urusan ini ternyata. Melihat adek saya bersedih ditambah juga kesadaran yang timbul karenanya. Ah sudahlah, sekarang yang penting menghibur adek saya.
“ya sudah dek, yuk kita makan dulu..kk yang traktir.. ntar kita pikirkan lagi rencana yang lainnya”. Ku tepuk pundaknya, mengajak dia pergi ke rumah makan diujung gang sana. smoga adek saya kembali riang dengan "hiburan" makanan dan minuman yang ada.. semoga..
….......................................................................
Ah hari itu saya semakin sadar bahwa pendidikan indonesia masih sangat lama untuk setara antar semua daerah. Hari ini hari yang memberikan kesadaran lebih bagi saya, hari yang mengembalikan segala ingatan saya akan pendidikan (murid-muridku diujung sana sehatkah kalian?kerjanya lancar?keluarga kalian??) dan juga hari yang semakin membulatkan tekad saya untuk membangun pendidikan setara di daerah saya, semoga cita-cita ini diridhoi oleh sang maha kuasa..amiinnn ya allah..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H