Mohon tunggu...
Ahmad Ch Ch
Ahmad Ch Ch Mohon Tunggu... lainnya -

Pendidik yang selalu Bangga jadi Petani..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang-Orang Hebat Itu Ternyata Sederhana

18 Desember 2015   19:46 Diperbarui: 18 Desember 2015   19:46 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Setelah perjalanan melelahkan selama lima hari dalam rangka menghadiri Kompasianival 2015 di Gandaria City Mall saya kembali menjalani aktivitas seperti biasa. Walaupun saya tidak sampai selesai dan tidak menyaksikan siapa yang menjadi Kompasianer 2015, saya cukup puas, perjalanan yang melelahkan seakan terbayar dengan bertemu dengan orang-orang hebat di Kompasiana yang selama ini hanya tahu dari tulisannya saja.

Tiga bulan yang lalu saya sudah merencanakan akan menghadiri kompasianival, rupanya rencana berjalan tanpa halangan, kondisi keuanganpun agaknya lagi bersahabat sehingga tidak ada masalah. Kenapa harus tiga bulan? Tentu saja karena dari kampung saya ke Jakarta tidaklah dekat. Untuk ke Palembang saja saya harus menempuh delapan jam perjalanan kalau tidak macet, Pada hari keberangkatan dari kampung saya belum berani beli tiket pesawat karena takut tidak terkejar, maka saya menginap dulu di tempat saudara, baru keesokan harinya saya berangkat, hanya butuh empat puluh lima menit saya sudah mendarat di Halim Perdana Kusuma.

Sabtu, 12 Desember, Jam enam pagi saya berangkat dari Cileungsi karena takut macet. Berbekal petunjuk dari saudara maka pukul sembilan tiga puluh saya tiba di City Mall. Orang pertama yang saya lihat dan sudah saya kenal lewat tulisannya di arena Kompasianival adalah Om Tjiptadinata dan Istri. Kesan pertama yang saya tangkap keduanya merupakan sosok yang luar biasa. Walau sudah di usia senja Om Tjip masih tetap ceria, menyapa, bertanya, kepada setiap kompasianer yang mendekatinya. (Selain itu ada sesuatu yang special bagi saya dari Om Tjip yang akan saya tuliskan lagi)

 

Berikutnya saya berkenalan dengan Kang Pepih Nugraha. Dalam benak saya Kang Pepih itu adalah sosok yang akan membuat saya takut untuk mendekatinya, karena dalam bayangan saya dia adalah sosok tinggi besar tipe orang kantoran yang berpakaian rapi dililit dasi, eh ternyata,, luar biasa sekali, sangat santai dan sederhana. Tak ada yang akan menduga bahwa dialah orang di balik layar kebesaran Kompasiana.

Selain itu saya juga bertemu, tepatnya di kenalkan oleh Kang Pepih kepada sosok hebat lainnya yaitu Bapak M. Jaya Nasti. Secara kebetulan Pak mjnasti begitu nama akun Kompasiananya baru saja menerbitkan buku berjudul Mendukung Jokowi untuk menang Pilpres dan Membangun Indonesia, maka tak pelak atas bantuan dan rayuan Kang Pepih juga satu buku tersisa ditangan pak Jaya berpindah ke tangan saya, Trima Kasih pak Jaya atas bukunya.

Hari kedua saya juga berkenalan dengan Maria Margareta, dihari pertama saya sudah melihat mbak Maria mondar-mandir di arena kegiatan, namun saya belum berani menegur, baru pada hari kedua ketika saya berburu buku dan singgah ke dangau nya, saya baru tahu bahwa saya berhadapan dengan sosok guru dan penulis hebat, juga sederhana dan ceria. Hampir semua buku yang digelar di dangau nya adalah tulisannya sendiri.

Selanjutnya saya bertemu dan dikenalkan oleh teman baru yang entah kok bisa langsung akrab namanya Mas Komang, ayuk saya kenalkan dengan Om Jay alias Wijayakusuma, penulis yang sangat consent dengan dunia pendidikan, dia terus memperjuangkan agar TIK tidak dihapuskan di kurikulum 2013. Tapi tenang aja Om Jay, tadi saya baca, kata Pak Menteri kurikulum bakalan dibalikin lagi ke kurikulum 2006. Beliau juga menyarankan saya untuk bergabung di Ikatan Profesi Guru Indonesia.

Saya agak kecewa tidak bisa bertemu dengan Om Axtea si Kakek dua orang cucu. Cerita Om Tjip Om Axtea datang malam minggu. Juga dengan kompasianer kompasianer yang jadi nominator kompasianer 2015, mungkin saja sudah bertemu, tapi karena belum saling kenal maka tidak saling menyapa.

Namun kesannya, para orang-orang hebat yang tulisannya biasa wara wiri di Kompasiana adalah orang-orang yang sederhana, santun bahasanya ketika berbicara, menghargai setiap lawan bicaranya, siapapun itu termasuk dengan orang-orang yang tidak mereka kenal seperti saya. Sebenarnya cerminan itu telah terlihat dari tulisan-tulisan mereka yang jarang menciptakan konflik dan menghindari permusuhan dengan para pembacanya. Kecapekan dan dana yang telah saya keluarkan terbayar dengan dengan kepuasan yang saya dapatkan di arena Kompasianival 2015. Semoga tahun depan saya bisa kembali dapat hadir. Amin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun