Mohon tunggu...
Ahmad Ch Ch
Ahmad Ch Ch Mohon Tunggu... lainnya -

Pendidik yang selalu Bangga jadi Petani..

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Cuek Itu Seksi

29 Oktober 2014   18:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:17 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberap saat yang lalu, ketika mengikuti satu kegiatan yang diadakan oleh salah satu instansi di Ibukota Provinsi saya dikenalkan oleh seseorang dengan bahasa judul tulisan ini. Adatiga puluh orang peserta semestinya yang diundang, tapi satu orang tidak hadir, dan sialnya karena jarak dari dusunku ke ibukota provinsiharus ditempuh delapan jam perjalanan darat yang melelahkan, maka saya adalah peserta yang ke dua puluh sembilanketika mengisi daftar hadir di resepsionis hotel. artinya saya harus sendirian di kamar hotel, bersebelahan dengan kamar panitia.

Tepat pukul delapan malam, acara dibuka oleh kepala dinas instansi yang meyelenggarakan acara, setelah itu dilanjutkan denganacara perkenalan, malam itu tidak ada materi hanya perkenalan biasa. dari kedua puluh sembilan peserta ada tiga belas peserta laki-laki, dengan umur antara dua puluh sampai empat puluh lima tahun, selebihnya perempuan dengan rentang umur yang sama.

dari enam belas peserta perempuan ternyata ada seorang peserta yang “tak biasa”, cuaaantiknya lebih dari lima belas orang sisanya, berumur sekira dua tiga atau dua empat, masih single katanya ketika memperkenalkan diri di acara perkenalan, penampilanya sederhana saja, tapi di mata saya tampak elegan. Tentu saja perempuan cantik ini menjadi magnet bagi kedua belas adam, karena sayatidak termasuk, wajah istri dan putra semata wayang saya hayalkan ada di depan mata begitu ada godaan, itu pelajaran dari kiyai saya dulu.

Hari kedua saya lihat peserta laki-laki sudah mulai ramai membicarakan sang gadis tak biasa itu, yang merasa ganteng, merasa percaya diri saya lihat mulai berani mendekati dan berbicara di sela-sela waktu jeda. Ada yang sudah dengan terang-terangan mungkin sudah mengungkapkan perasaanya, ada yang sudah menghayalkannya, ada juga mungkin menunggu saat yang tepat. Entahlah apa yang ada dibenakpara adam itu. Tapi dari gaya danbahasa tubuhnya, agaknya si cantik itu tak bernafsu meladeni.

Malam ketiga, adalah malam terakhir, setelah di adakan sedikit seremonial penutupan, acara selanjutnya adalah hiburan, yang hobi bernyayi walaupun lebih baik mendengar dia tidak bernyayiterus saja bernyayi,yang sedikit bisa berjoget, saya lihat pinggulnya bergoyang-goyang, sementara saya terlibat obrolan santai serius dengan seorang peserta yangberwawasan luas, ngalor ngidul obrolan kami hingga tanpa terasa jam sudah menunjuk pukul dua belas malam, dan acara hiburan pun diakhiri.

Sepuluh menit setelah berada dikamar dan memberesi pakaian tiba-tiba hp saya berdenyit

Malam bang, satu sms masuk dari nomor yang tidak ku kenal, dengan malas saya jawab, Siapa?

Dimara bang. Dimara, oh si cantik itu, ada apa ini pikirku, Belum tidur? aku membalassekenanya,

belum sempat aku meletakkan hp sudah ada lagi balasan, “gak bisa tidur bang”.Lha agak bingungakuharus menanyakan apa lagi. Maka tidak saya lanjutkan.

Selang lima menit hp saya berdering lagi, kali ini dering panggilan, Sayalihat nomorsama dengan nomor yang sms, artinya Dimara, nah kacau batinku, jam menunjuk angka satu tepat.

“maaf bang belum tidur?”

“masih beres-beres”

Setelah itu Dimara mulai berbicara lebar panjang tentang kelakuan peserta laki-lakiyangselalu menggodanya, ternyata dari tiga belas peserta laki-lakisepuluh orang yang telah menggodanya, baik sms maupun ditelpon,wooow, padahal dari sepuluh itu hampir setengahnya sudah beristri lho..Artinya hanya saya dan dua orang bapak yangsudah berumur empat puluh tahun temanku ngobrol tadi yang tidak pernah sms apalagi menelponnya. Bahkan ada yang terang-terangan ingin berencana mengajak menikah, ceritanya.

“Makanya kalau punya wajah jangan cantik-cantik”

“Habis gimana bang, ini kan karunia tuhan, Tapi dimata saya abang beda deh” sambungnya

Jreeeeng “Maksudnya?”

“Abang cuek” Aku terdiam

“Tau gak bang?”

“Apa?”

“Cuek itu Seksi Lho” haaaaaaaah????

“Abang di kamar berapa sih Bang?” ohhh tidaaaak.. Maaaa Besok aku pulaaaanng...

Salam Hangat Dari Negeri Bawah Bukit

29 Okt 14

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun