Sumber kekuatan rakyat adalah Islam. Itu pula alasan kebencian terhadap penjajahan AS atas diri mereka. Kekuatan ini suatu saat akan membuncah pada saat muncul seorang pemimpin yang mampu menyatukan umat seluruhnya.
Kepemimpinan yang mampu meleburkan jamaah kaum muslimin, tanpa memandang lagi aspek kelompok, partai, harakah, organisasi massa dan madzhab-madzhab. Kepemimpinan yang tumbuh dari keikhlasan untuk menyatukan umat, dan kerendahan jiwa karena terlalu takjub dengan Kebesaran dan Keagungan Allah SWT. Kepemimpinan yang tidak ternodai dengan sedikitpun keinginan untuk menonjolkan diri dan kebanggaan terhadap kehebatan kekuatan yang dimiliki.
Setiap saat tanpa henti mengikuti berita-berita yang menyangkut konstelasi politik internasional dan perubahannya, membuat saya semakin meyakini bahwa pergerakan dunia sedang berjalan ke satu titik. Bukan manusia yang mengaturnya. Manusia bahkan tidak punya kekuatan untuk mengendalikan. Manusia hanya mampu bergerak semampunya sesuai perubahan masa. Manusia hanya mampu berbuat dan meraih yang terbaik untuk dirinya, tetapi ada nasib yang juga sedang bergerak pasti.
Untuk itu memang ada dua hal penting yang harus kita senantiasa ikuti dalam menempuh kehidupan akhir zaman ini. Kenyataannya kedua hal tersebut kini sedang berjalan berdampingan.
Yang pertama adalah mengikuti berita-berita untuk mengetahui arah dunia bergerak. Yang kedua menelaah nash-nash Al Qur’an dan Hadits yang memberitakan tentang nasib pada masa ini.
Poin pertama memang tidak bisa diyakini secara pasti, namun hanya bisa diprediksi. Semakin cermat dan detil pengamatan yang dilakukan, akan semakin mendekatkan prakiraan pada titik yang tepat. Yang kedua, terkait nash-nash syar’iy, maka inilah yang tidak boleh dilepaskan dari genggaman. Karena inilah yang akan menjadi petunjuk bagi umat manusia untuk menyelamatkan diri dan kehidupannya menuju akhir kehidupan yang terbaik.
Beralihnya stategi AS memberi gambaran pada saya bahwa masa depan Timur Tengah tinggal tunggu waktu kebangkitannya. Bahwa ada sebuah hadits shahih yang menyebutkan bahwa kebangkitan Islam di masa setelah vakumnya kekhilafahan dalam waktu yang lama akan muncul dari Syam, semakin menguatkan gambaran tersebut. Entah kapan, tetapi peluang emas memang ada di wilayah Syam saat ini.
Prediksi perang yang mungkin terjadi di kawasan ini, juga telah disampaikan dalam hadits-hadits shahih. Perang besar yang terjadi antara Umat Islam dengan Yahudi, munculnya Kekhilafahan alaa Minhajin Nubuwwah, tampilnya seorang pemimpin bernama Muhammad bin Abdullah yang bergelar Al Mahdi yang akan menyatukan kekuatan kaum muslimin, keluarnya Dajjal Sang Gembong kejahatan dunia yang akan memimpin seluruh pasukan Yahudi, Turunnya Nabi Isa Al Masih as yang akan menegakkan Syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw, meluruskan yang menyimpang dari ajaran-ajaran Nasrani, menghabisi pemahaman yang menuhankan dirinya serta menghancurkan palang salib, menerapkan Islam setelah terbunuhnya Dajjal sehingga kemakmuran, kesejahteraan dan keberkahan meliputi seluruh penjuru dunia, hingga wafatnya Nabi Isa as dan mulailah bencana-bencana dahsyat yang berujung pada Hari Kiamat Kubro.
Malamnya hati saya menangis haru bahwa saya hidup pada zaman ini, dan mungkin akan menghadapi peristiwa-peristiwa besar yang telah diberitakan oleh Rasulullah Saw dalam hadits-haditsnya. Mengikuti secara rutin tanpa henti berita-berita politik internasional semakin meyakinkan saya bahwa kebenaran Risalah Islam bersifat pasti. Cepat atau lambat, bagi manusia itu hanya masalah umur. Tetapi peristiwa-peristiwa itu pasti akan terjadi.
Diskusi ini sangatlah penting, tidak hanya bagi saya, tetapi khususnya putra-putri saya yang masih kecil, santri-santri saya di Pesantren Media, murid-murid saya di Sekolah Tahfizh Al Qur’an Khoiru Ummah, dan seluruh putra-putri kaum muslimin, yang remaja, anak-anak, balita, bayi atau yang baru akan dilahirkan.
Masa depan adalah milik mereka. Harapan saya, mereka semua adalah pejuang kebenaran, tentara-tentara Allah yang akan menumpas kebathilan di muka bumi ini, dan menegakkan agamanya secara sempurna sebagaimana janjiNYA yang bersifat pasti. Allaahummaj’alna khairad Du’aa, wa khairal ‘Amal, wa khairats Tsawaab, wa khairan Najaah, wa khairal Hayah, wa khairal Mamaat, wa khairad Dunya, wa khairal Aakhirah. Aamiin. (Bogor, 13 Januari 2012)
ARTIKEL ini sudah dipublikasikan di website resmi kami: Strategi Militer AS Berubah, Apa Pentingnya Bagi Kita?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H