Psikoedukasi yang bertemakan "keterampilan motorik halus" ini digelar dalam rangka untuk meningkatkan pengetahuan orang tua terkait dengan keterampilan motorik halus pada anak berkebutuhan khusus. Kegiatan ini digelar atas dasar kurangnya kesadaran dan pengetahuan orang tua akan pentingnya perkembangan motorik halus pada anak berkebutuhan khusus.Â
Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memiliki kekhususan tertentu tertentu sehingga menjadikan anak mengalami hambatan dalam mencapai potensi baik secara fisik, psikis, kognitif, maupun social. Oleh karena itu, mereka memerlukan dukungan dan pengasuhan yang berbeda, yang mana hal tersebut menjadi salah satu hal yang penting diperhatikan para orang tua. Namun, tidak sedikit orang tua yang menganggap keterlambatan perkembangan anak berkebutuhan khusus merupakan suatu yang wajar, padahal baik anak berkebutuhan khusus maupun anak lainnya perlu mendapatkan stimulasi untuk proses tumbuh kembangnya.
Apalagi terkait dengan perkembangan motorik halus. Keterampilan motorik halus penting dimiliki anak karena berkaitan dengan aktivitas sehari-hari seperti rawat diri hingga aktivitas akademik seperti menulis. Terlebih bagi anak berkebutuhan khusus yang memiliki keterlambatan perkembangan, sehingga penting bagi orang tua untuk memberikan stimulasi secara berkala untuk mengembangkan keterampilan anak.
Oleh karena itu, mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Malang bekerja sama dengan pihak Sanggar Kegiatan Belajar Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, menggelar psikoedukasi terkait dengan keterampilan motorik halus pada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.Â
Kegiatan yang dilakukan pada 9 November 2023 ini diikuti oleh para orang tua murid di Sanggar Kegiatan Belajar Paket A Inklusi Kota Pekalongan. Dimana kelas paket A inklusi ini berisi anak-anak dengan kebutuhan khusus tertentu. Kegiatan tersebut bertempat di ruang kelas Sanggar Kegiatan Belajar Kota Pekalongan, serta dihadiri sebanyak 11 orang tua.
Tidak hanya pemberian materi terkait keterampilan motorik halus saja. Namun, para orang tua juga dibekali kegiatan-kegiatan yang dapat mereka lakukan di rumah untuk membantu menstimulasi keterampilan motorik halus anak-anak mereka.
Kegiatan psikoedukasi ini berjalan cukup interaktif. Para orang tua menunjukkan antusiasmenya selama kegiatan berlangsung dengan turut aktif bertanya serta berdiskusi terkait permasalahan-permasalahan yang ada pada anak berkebutuhan khusus. Selain itu, para orang tua juga aktif berbagi pengalaman dalam memberikan stimulasi motorik halus pada anak-anak mereka.Â
Keterlibatan para orang tua dalam berdiskusi secara aktif selama kegiatan psikoedukasi berlangsung menunjukkan adanya motivasi dari para orang tua untuk meningkatkan pengetahuan mereka terkait keterampilan motorik halus pada anak berkebutuhan khusus. Para orang tua juga mengungkapkan bahwa kegiatan psikoedukasi keterampilan motorik halus ini menjadikan mereka sadar akan pentingnya keterampilan motorik halus serta menambah pengetahuan terkait berbagai aktivitas yang dapat dilakukan untuk menstimulasi keterampilan motorik halus pada anak berkebutuhan khusus.Â
Melalui psikoedukasi ini, selain meningkatkan kesadaran dan pengetahuan orang tua tentang pentingnya pertumbuhan dan perkembangan anak berkebutuhan khusus, harapannya para orang tua juga dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang didapatkan pada kegiatan psikoedukasi ini. Terlebih terkait dengan perkembangan motorik halus yang akan sangat berguna bagi kehidupan anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H