Mohon tunggu...
Media Digital
Media Digital Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Sederhana aja.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Visi-Misi Prabowo-Gibran Tidak Ada Penyelesaian HAM Masa Lalu, Kenapa?

2 November 2023   19:28 Diperbarui: 2 November 2023   19:30 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan Presiden 2024 semakin dekat, dan masing-masing pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) telah membeberkan visi dan misi mereka. Salah satu isu utama yang menjadi sorotan adalah hak asasi manusia (HAM) dan upaya penyelesaiannya.

Dari ketiga pasangan capres-cawapres yang bertarung, hanya pasangan Prabowo-Gibran yang tidak mencantumkan program penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu dalam visi-misinya. Hal ini menimbulkan perhatian khusus dalam arena politik.

Dalam misi terkait HAM, Prabowo-Gibran berkomitmen untuk memberikan perlindungan HAM kepada seluruh warga negara, menghapus praktik diskriminasi, dan menciptakan program kebijakan inklusif. Mereka juga bertekad untuk menjamin pemenuhan hak dasar masyarakat dan kelompok rentan serta memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja.

Sementara itu, pasangan Ganjar-Mahfud berfokus pada penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu secara adil, terutama pelanggaran HAM yang telah lama menjadi beban peradaban bangsa. Mereka memandang pentingnya rekonsiliasi dalam rangka memperbaiki keretakan di masa lalu.

Pasangan Anies-Cak Imin juga menekankan penyelesaian kasus pelanggaran HAM dalam visi misi mereka. Selain itu, mereka berupaya mendorong pemulihan sosial ekonomi korban pelanggaran HAM dan memperkuat peran lembaga HAM Nasional dalam menjaga HAM di masa depan.

Namun, permasalahan penyelesaian HAM masa lalu adalah tantangan yang kompleks. Banyak yang meragukan kemampuan penyelesaian secara tuntas, mengingat keterlibatan berbagai pihak dalam kasus HAM tersebut. Beberapa bahkan berpendapat bahwa mengungkap semua peristiwa terkait HAM masa lalu dapat menciptakan ketegangan politik yang tidak diinginkan.

Yang paling mencolok adalah tidak adanya janji penyelesaian HAM dalam program Prabowo-Gibran. Prabowo, yang menjadi capres dalam pasangan ini, telah lama dihubungkan dengan kasus pelanggaran HAM masa lalu. Meskipun ini hanyalah kesimpulan tidak resmi, banyak yang meyakini bahwa Prabowo akan menghadapi kesulitan jika mencoba mengusut lebih dalam kasus-kasus tersebut.

Sebenarnya, isu HAM adalah salah satu kelemahan yang telah melekat pada Prabowo sejak lama. Pembahasan menyeluruh mengenai isu ini sering kali membuatnya merasa tidak nyaman. Terutama ketika membicarakan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahun 1998.

Paradoksnya, sebagian besar pendukung Jokowi dalam dua pilpres sebelumnya menjauhkan diri dari kemungkinan Prabowo menjadi presiden. Masa lalu Prabowo yang berkaitan dengan HAM selalu menjadi momok yang menakutkan bagi mereka. Mereka khawatir bahwa kemenangan Prabowo akan membawa bangkitnya Orde Baru yang dianggap sebagai masa yang kelam dalam sejarah Indonesia.

Namun, sekarang, Prabowo bersekutu dengan Gibran, yang pada akhirnya menimbulkan spekulasi bahwa Jokowi mungkin akan mendukung Prabowo dalam pemilihan presiden mendatang. Ironis, tetapi itulah realitas politik yang hanya dapat dijelaskan oleh kekuasaan dan perubahan dinamika politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun