Mohon tunggu...
Media Digital
Media Digital Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Sederhana aja.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dalam Survei, 60,7 Persen Sebut Majunya Gibran Jadi Cawapres sebagai Dinasti Politik

28 Oktober 2023   13:16 Diperbarui: 28 Oktober 2023   14:53 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum peristiwa ini, media asing telah memperhatikan Gibran. Mereka secara umum menyatakan bahwa apa yang terjadi pada Gibran adalah contoh nyata dari nepotisme. Langkah-langkah terang-terangan dalam membangun dinasti politik dapat merusak proses demokrasi.

Sebagai catatan, kata "nepotisme" berasal dari bahasa Latin, "nepos," yang berarti keponakan. Tidak perlu dikatakan, Ketua Mahkamah Konstitusi memiliki keponakan bernama Gibran. Apakah ini dianggap sebagai dinasti politik atau nepotisme, biarkan masyarakat dan media asing yang menilai. Yang jelas, publik merasa ini sebagai bentuk dinasti politik, sementara media asing menyebutnya sebagai nepotisme.

Mungkin inilah yang disebut sebagai "karma cepat." Tindakan terang-terangan Gibran dalam mengikuti politik langsung diikuti oleh hasil survei yang buruk dan reaksi negatif dari pasar modal.

Ini mirip dengan seorang remaja yang seharusnya belum cukup usia untuk mendapatkan izin mengemudi, tetapi kemudian ada aturan yang memungkinkan mereka mendapatkannya dengan syarat pernah mengemudi. Atau seperti pemain sepakbola terkenal yang memiliki anak yang masih berusia 15 tahun dan memaksa anaknya untuk masuk dalam timnas U-23 hanya karena dirinya adalah pemain terkenal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun