Mohon tunggu...
Media Digital
Media Digital Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Sederhana aja.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Anies-Muhaimin Dapat Manfaat di Tengah Konflik PDIP Vs Keluarga Jokowi?

23 Oktober 2023   20:07 Diperbarui: 23 Oktober 2023   20:27 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Andhika Prasetia/detikcom

Peta politik di Indonesia tengah berubah seiring dengan mendekatnya pemilihan presiden tahun 2024. Proses pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) sudah dibuka pada tanggal 19 Oktober dan akan ditutup pada tanggal 25 Oktober 2023.

Hingga saat ini, dua pasangan capres dan cawapres telah mendaftar, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar serta Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Sementara itu, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming belum mendaftar dan baru diumumkan kemarin malam.

Dinamika politik yang terus berubah membuat aliansi dan pertukaran dukungan di antara para pemain politik. Prabowo, yang sebelumnya merupakan pesaing sengit Jokowi dalam pemilihan presiden 2014 dan 2019, telah menjadi Menteri di bawah pemerintahan Jokowi sejak tahun 2019.

Pemilu tahun 2024 semakin dekat, terlihat bahwa Jokowi tampaknya mendekat ke kubu Prabowo, meskipun Jokowi menjadi Presiden yang diusung oleh PDI Perjuangan. Bukan hanya Jokowi, bahkan Gibran, putra Jokowi, telah menjadi cawapres Prabowo. Dari indikasi politik yang ada, tampaknya Kaesang, saudara Gibran, juga akan mendukung Prabowo Subianto.

Keputusan Prabowo Subianto untuk menggandeng Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), sebagai cawapres mengindikasikan persaingan ketat antara Prabowo-Jokowi-Gibran melawan PDI Perjuangan.

Dibalik pertarungan ini, tampaknya pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) mendapatkan manfaat. Pertentangan antara kubu Gibran, Jokowi, dan PDIP bisa menciptakan peluang bagi AMIN untuk memperoleh dukungan masyarakat.

Ini adalah situasi yang bisa saja terjadi, karena persaingan sengit antara Prabowo dan Jokowi, yang melibatkan pihak-pihak seperti Ganjar dan Megawati, bisa menciptakan celah yang bisa dimanfaatkan oleh pasangan AMIN sebagai alternatif di tengah ketegangan tersebut.

Maka dari itu, pasangan AMIN harus cerdas dalam membaca peluang politik ini. Politik selalu berubah secara dinamis, dan penunjukan Gibran sebagai cawapres Prabowo juga memiliki potensi untuk menggerus dukungan. Meski dalam survei terbaru, elektabilitas Prabowo masih tinggi, namun banyak yang merasa kecewa dengan dinamika politik keluarga Jokowi.

Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang baru-baru ini diambil, diikuti dengan pengumuman pasangan Prabowo-Gibran, semakin memperkuat isu politik dinasti. Ini adalah sesuatu yang perlu diwaspadai oleh kubu Prabowo, karena akan muncul banyak kampanye anti politik dinasti di masa depan.

Proses MK dan penunjukan Gibran sebagai cawapres dapat menciptakan sentimen negatif dan mengukuhkan citra politik dinasti. Politik keluarga sebagai isu dalam demokrasi bisa digunakan sebagai alat kampanye negatif yang melekat pada Prabowo dan Gibran.

Pasangan AMIN dapat memanfaatkan situasi ini. Saat pemilih merasa bingung antara Prabowo-Gibran atau Ganjar-Mahfud, AMIN bisa muncul sebagai alternatif yang menarik. Banyak pemilih yang mungkin memiliki pemikiran serupa, dan ini dapat meningkatkan jumlah suara yang mereka terima dalam pemilihan presiden.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun