Rakyat seringkali menjadi korban dalam musim politik. Banyak calon yang mendadak muncul, mengklaim bahwa mereka berjuang untuk rakyat, berkorban bersama rakyat, berusaha keras demi rakyat, dan melayani rakyat. Namun, niat sejati mereka mungkin hanya untuk mendapatkan kekuasaan. Rakyat seringkali hanya dianggap sebagai tangga menuju kekuasaan.
Tentu saja, tidak semua orang seperti itu, tetapi seringkali kejujuran mereka memiliki syarat dan ketentuan. Kejujuran mereka seringkali hanya menjadi tirai untuk menutupi ambisinya. Semua ini dapat dilihat dari cara mereka berbicara, berperilaku, bergerak, dan melakukan manuver politik. Orang awam pun mampu memahami hal ini, asalkan mereka tidak terlalu fanatik.
Tunggu saja tanggal 16 Oktober besok. Jika MK mengizinkan gugatan, dan bahkan jika Gibran bersedia menjadi cawapres Prabowo, itu akan menjadi bukti yang cukup. Pertanyaannya, apakah etika politik benar-benar diperlukan dalam perjuangan untuk mencapai ambisi politik?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI