Kenaikan angka kejahatan pencurian motor telah mendorong pemilik kendaraan bermotor untuk mengambil tindakan pencegahan dengan memasang sistem alarm pada kendaraan mereka.
Alarm merupakan suatu komponen tambahan pada kendaraan bermotor yang biasanya dipasang setelah kendaraan dibeli, yang berfungsi untuk memberikan peringatan atau tanda jika terjadi percobaan pencurian pada kendaraan tersebut.
Peringatan yang diberikan oleh alarm dapat berupa suara klakson berulang-ulang dan lampu yang berkedip-kedip sebagai sinyal peringatan.
Terdapat beberapa jenis alarm yang dapat dipasang pada kendaraan bermotor, seperti alarm yang menggunakan remote, saklar tersembunyi, dan bahkan alarm yang menggunakan kode pembuka.
Tujuan utama dari pemasangan alarm pada kendaraan bermotor adalah untuk mencegah terjadinya pencurian kendaraan tersebut.
Pemasangan komponen tambahan yang tidak sesuai pada kendaraan bermotor dapat menimbulkan efek samping secara teknis.
Pemasangan yang tidak tepat dapat mengganggu kinerja dan kestabilan yang telah dipertahankan pada seluruh komponen yang telah diatur dengan cermat oleh pabrik pembuatnya. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi akibat pemasangan alarm pada kendaraan bermotor:
1. Memperbesar kebutuhan daya listrik motor
Untuk dapat berfungsi dengan baik, alarm motor membutuhkan sumber listrik sebagai salah satu komponennya.
Kebutuhan listrik dari alarm tersebut menambah beban daya pada sistem listrik kendaraan bermotor, yang kemudian membutuhkan suplai listrik yang lebih besar dari aki kendaraan.
Jika aki kendaraan tidak mampu memberikan daya yang lebih besar, maka penambahan alarm pada kendaraan tersebut memerlukan penggantian aki dengan kapasitas yang lebih besar oleh pemilik kendaraan.