Inisiatif berbagi takjil ini dilakukan, karena mereka juga tak ingin mensia-siakan momen puasa ramadhan. Tetap harus ada waktu yang disisihkan untuk melakukan kebaikan, di tengah kesibukan mereka mengais uang receh dari mengamen.
Sembari tak henti membunyikan musik di koridor depan pasar, sebagian pemuda ini menghentikan sejenak pengendara. Satu persatu bingkisan takjil dibagikan untuk bisa dinikmati saat buka puasa.
Para muda-mudi ini sehari-hari menjadi pekerja seni jalanan, yang tergabung dalam Comunitas Pekerja Seni Pasar (CPSP) Kepanjen. Mereka juga menjadi anggota keluarga dalam Komunitas Embong Apik Kepanjen Malang.
"Kami juga ingin bisa (berbagi) seperti yang lain. Maafkan jika ada ketidaknyamanan atas aktivitas kami sehari-hari," tulis komunitas pengamen ini pada unggahan media sosial tentang kegiatan berbagi takjil mereka.
Siapa sangka, kegiatan baik semacam ini tidak dilakukan saat itu saja. Bersama Komunitas Embong Apik, mereka juga kerap terlibat hal-hal positif lainnya. Meski tidak rutin tiap hari, namun sekiranya cukup untuk memotivasi kebaikan dalam kerasnya kehidupan yang mereka jalani.
Seperti pada Senin (25/4/2022) sore, kegiatan baik kembali mereka ikuti. Kali ini tidak di jalanan, melainkan menempati serambi masjid Nurul Hidayah Kepanjen. Meski sehari-hari menikmati alam bebas di jalanan, mereka pun tetap betah berlama-lama di rumah ibadah ini.
Sedikit tausiyah disampaikan penceramah dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM). Selain itu, juga diberikan pengarahan dari Kasat Binmas Polres Malang. Berbekal sarung yang diberikan, puluhan pengamen ini pun diajak bagaimana mempersiapkan diri dalam menunaikan shalat.
Sejauh ini, banyak pihak hadir di tengah-tengah komunitas pengamen ini, juga pemuda punk yang ada di kawasan Kota Kepanjen. Sebut saja, Lazismu Kabupaten Malang, juga pegiat Kopimumas (Komunitas peduli musala-masjid). Organisasi masyarakat tersebut konsisten membersamai anggota komunitas pengamen dan punk ini, mengenalkan mereka meretas jalan kebaikan dan kemaslahatan.Â
Seperti namanya, Embong Apik memang punya misi mulia memotivasi dan mengentaskan pemuda jalanan ke jalan hidup yang lebih baik dan bermanfaat.
"Kami juga ingin berubah lebih baik, tidak selamanya menghabiskan waktu hidup dari jalanan!" Begitu semangat yang coba selalu dibangun dan diyakini bersama mereka.
Lebih dari setahun, Embong Apik merawat kebersamaan positif dengan para pengamen dan anak punk ini. Komunitas ini punya kegiatan rutin, namanya Sinau Bareng. Banyak hal diberikan melalui kegiatan ini. Seperti belajar keterampilan sablon, barista kopi, barber dan keterampilan kuliner.
Melalui pelatihan yang memberdayakan martabat sebagai makhluk, siraman spiritual selalu diselipkan. Tentunya, tidak secara frontal dan kaku.
Sampai saat ini, Komunitas Embong Apik ini tengah mewujudkan satu masjid kecil. Tempat ini nantinya bisa menjadi rumah bersama (basecamp), sekaligus dimanfaatkan sebagai kawah candradimuka menuju jalan kebaikan yang dicitakan.
Selama pembangunannya, beberapa kali anggota kelompok pengamen ini pun terlibat langsung, ikut bekerja bakti semampunya.
Ke depan, eksistensi Komunitas Embong Apik dan anggotanya bakal banyak didampingi Lazismu dan Lembaga Dakwah Khusus di bawah PDM Kabupaten Malang.
Ketua PDM Kabupaten Malang, Dr Mursidi menegaskan, komunitas seperti ini memang harus diperhatikan khusus dengan pendekatan berbeda. Dikatakan, siar mengajak kebaikan pada mereka harus benar-benar istiqomah, meski tantangannya lebih berat.
"Yang bisa kami lakukan memang semampunya, dengan berbagai cara dan pendekatan yang bisa menarik mereka. Akan tetapi, tanggung jawab sepenuhnya pada orang-orang seperti mereka ini ada pada pemerintah. Kami sebatas membantu saja," demikian Mursidi. (Choirul Amin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H