Sedikit cerita, Muammal Hamidy terlahir di desa Sedayulawas, kecamatan Brondong Lamongan, 1 September 1940 silam. Muammal kecil menghabiskan lebih banyak waktunya untuk belajar ngaji di langgar (musala). Sejak menginjak usia SD, bersama bocah-bocah desa lainnya, Muammal kecil bahkan suka tidur di langgar.
Pesantren PERSIS Bangil dan S1 di IAIN Surabaya, Syafiq kemudian melanjutkan pendidikan di UCLA Amerika Serikat dan meraih gelar S2 dan S3 di Negara Paman Sam ini.
Kini, ketokohan piantun asli Sedayulawas juga masih bersinar dimana-mana. Ada nama KH Syafiq Mughni, yang dilahirkan pada 15 Juni 1954. Menamatkan pendidikan MA ('Aliyah) selama 6 tahun diTercatat, Syafiq Mughni juga pernah menjabat sebagai Rektor Unmuh Sidoarjo (2001--2006) dan Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur periode 2005-2010. Hingga saat ini, ia menjalani amanat sebagai Ketua PP Muhammadiyah periode 2015--2020, membidangi Hubungan antar Agama dan Peradaban.
Sosok legenda hidup lintas jaman juga dimiliki piantun Sedayulawas. Ia adalah Bunda Hj Rochani, cerminan perempuan ulet yang menjadi sosok penting dalam bidang sosial dan pendidikan. Tangan dingin dan sikap ngemong (keibuan) begitu melekat dalam keseharian perempuan ini. Kepada siapapun, usia remaja hingga dewasa, ia bisa berinteraksi dan menebar kebajikan sosial.
Sikap mulia seperti melekat pada perempuan yang mendapat sebutan Eyang guru ini. Daya juang dan istiqamah pengabdian adalah keteladanan yang bisa diambil dari sosok bunda Rohani. Sejak 1966 silam, saat masih berusia 18 tahun, Rochani sudah mengajar. Sempat berpindah-pindah tempat mengajar, namun yang paling lama saat bertugas dan selanjutnya mengepalai Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah di Desa Sedayulawas.
Pensiun ASN 13 tahun lalu, sejak 2008, tak lantas membuatnya berpangku tangan, dan hanya berdiam di rumah menikmati masa tuanya. Eyang Rohani masih berkhidmat mengabdi di sebuah TK swasta. Hingga kini, kemuliaan dan jiwa pendidiknya masih berkobar, dengan menjadi salah satu perintis dan inisiator pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK) di desa kelahiran tercinta. Rochani menyebut Sedayulawas sebagai desa pengabdian hingga nanti akhir hayat.
Di birokrasi pemerintahan, juga muncul piantun Sedayulawas yang berkarir sukses. Seperti Dr Ir Wahid Wahyudi MT, yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Di lingkungan Pemprov Jatim, nama Wahyudi juga tercatat pernah menjabat sebagai Kadishub Jatim (2010- 2017). Pada tahun 2018, Wahid Wahyudi juga diangkat sebagai Asisten Perekonomian dan Pembangunan dan juga menjadi Pjs Wali Kota Malang.
Sebagai birokrat penting, Wahid Wahyudi tak lantas jauh dari kehidupan sosial kemasyarakatan. Alumnus UB dan ITS ini juga aktif di berbagai organisasi penting lainnya. Yakni, ketua Ikatan Alumni ITS, dan menjadi presiden Pemantapan Nilai Kebangsaan Lemhanas RI. Siapa sangka, Wahyudi juga begitu peduli dengan kemajuan olahraga di Jatim. Setidaknya lima pengurusan cabor diketuai pria kelahiran ini. Diantaranya, ketua pengda cabor sepak takraw (PSTI), ISSI, dan terbaru di cabor gatesball (Pergatsi).
Nah, itulah sederet piantun dengan kelahiran asal di desa Sedayulawas Brondong Kabupaten Lamongan. Dalam buku berjudul 'Inspirator dari Sedayulawas' yang sedianya akan dibedah Sabtu (8/1/2022), sebagian mereka akan berbagi kisah hidup dan pengalaman terbaik kepada para generasi muda desa setempat.
Selain nama tokoh-tokoh penting piantun Sedayulawas di atas, juga akan berbagi energi dan pengalaman inspiratif dari Dr H Ali Mufthi, yang kini juga aktif sebagai anggota DPR RI. Juga dari Dr Rita Ismawati MKes (dosen Unesa) dan Hanif Asyhar MPd (trainer dan konsultan pendidikan). Ada pula bedah literatur sejarah lokal Sedayulawas oleh Fathur Rachman, guru biologi SMAN 1 Lamongan yang juga pemerhati sejarah.
Kita tunggu berbagai pemikiran cemerlang dan pengalaman hidup bermakna mereka, yang tentunya penting menjadi motivasi dan menginspirasi untuk diteladani. Semoga! (*)