Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kaya Imajinasi, Gladis Dwi Produktif Menulis Fiksi Pelajar

19 Desember 2021   11:17 Diperbarui: 19 Desember 2021   11:23 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpenis pelajar, Gladis Dwi Atmaja, dengan buku cerpen dan penghargaan karya menulisnya. (dok)

 

PENGALAMAN adalah modal berharga untuk bisa selalu berkarya! Begitu mungkin tepatnya menggambarkan apa yang dialami Gladis Dwi Atmaja, seorang penulis fiksi pelajar asal SMAN 1 Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur.


Di usia belianya, Gladis Dwi, begitu produktif menulis cerita pendek. Ia sudah bisa menerbitkan dua buku kumpulan cerpen, yang ditulisnya bersama penulis lain. Selain cerpen, ia juga aktif menghasilkan karya sastra lainnya berupa puisi.


Gaya bahasa lepas dan cerita tema bebas lebih disukai pelajar yang kini duduk di kelas XI/IPA Smaloka ini. Meski begitu, bukan berarti tulisannya kering makna dan sampah. Imajinasi ceritanya cukup kaya, dan memang menjadi kekuatan dari sebuah karya cerita fiksi.

Terbukti, di ajang Festival Literasi Siswa Nasional Indonesia (FELSI) 2021 belum lama ini, cerpen Gladis bertema 'Bangkit' berhasil masuk penghargaan 20 peringkat karya terbaik. Ada lebih dari 1400 naskah cerpen yang masuk di ajang festival literasi yang diselenggarakan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbud ristek ini.


Satu lagi, karya cerpennya berjudul 'Kisah Bersampul Biru' juga terpilih sebagai juara 1 Terunik dari ajang cipta cerpen bertema bebas, yang digelar penerbit lokal, Safana Media Loka.


Cerpennya ini bercerita tentang percintaan seorang pangeran dengan putri yang punya pikiran cerdik untuk dapat menaklukkan kerajaan sang pangeran. Awalnya, cinta sang pangeran dianggap sebagai kutukan, yang ternyata kutukan tak pernah ada. Cinta pangeran tulus apa adanya pasa si putri.


"Selain dua cerpen yang sudah terbit, masih ada 4 piala penghargaan, campuran dari karya cerpen dan puisi," kata Gladis Dwi Atmaja, Sabtu (18/12/2021).


Bagaimana bisa begitu produktif menulis, mengingat cerpen merupakan fiksi yang cukup sulit?
Dalam proses menulisnya, penyuka jurnalistik ini mengaku tidak punya rumus jitu. Hanya saja, ia mendapat ilmu menulis cerpen dari materi pembelajaran sejak duduk di bangku SD sampai sekarang.


"Jadi, prosesnya itu ikuti saja apa yang ada dalam hati nurani ingin menulis apa. Kemudian tulisan dibaca berulang kali, sudah enak dibaca atau tidak. Ya, menulis lebih karena saya hobi menulis, jadi nulis, ya nulis aja gitu," urainya.


Ditambahkan Gladis, sejak dulu, ketika senggang, ia banyak menghabiskan waktu untuk nonton film, dan genre apapun disukainya. Semasa SMP, ia juga suka ke perpustakaan, berburu novel/cerpen dan membacanya.


"Nah, dari situ Saya jadi suka dengan berbagai karakter tokoh yang ada dalam suatu cerita. Hingga, saya ingin melukis karakter tokoh cerita saya pribadi. Ide-ide tulisan saya dari juga kehidupan yang saya temui, dan menjadi inspirasi cerita," imbuhnya. (choirul amin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun