Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Festival Seni Pelajar, Suarakan Semangat, Cinta Budaya, hingga Sadar Pandemi

24 Juli 2021   21:53 Diperbarui: 24 Juli 2021   22:00 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vokal solo menyanyikan lagu pop dan daerah (dok.pri)

SEMANGAT dan pesan moral di tengah pandemi diusung para pelajar di ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SMA Kabupaten Malang belum lama ini. Ini ditunjukkan dalam berbagai ekspresi dan apresiasi yang ditampilkan pada ajang festival ini.


Isu pandemi memang diselipkan dalam tema FLS2N SMA tahun ini, dan harus tercermin dalam pada 11 (sebelas) cabang lomba yang ditampilkan. Hal ini muncul dalam kreativitas, ekspresi dan improvisasi saat unjuk karya atau penampilan semua peserta.


Ekspresi dan penghayatan penuh semangat seperti ditunjukkan sejumlah peserta dari SMAN 1 Dampit Kabupaten Malang. Yakni, pada saat menampilkan membaca puisi, vokal solo dan tari kreasi.


Dalam baca puisi misalnya, yakni 'Sajak Buat Negaraku' karya Kriyapur, dan 'Dari Diam mu' karya Ajib Risydi, harus dibawakan dengan intonasi dan ekspresi bagus, yang menggambarkan sesuai isi dan suasana puisinya.

Nabilatul Trinata, siswi yang berhasil meraih juara 1 baca puisi di ajang FLS2N SMA ini mengungkapkan, puisi 'Sajak Buat Negaraku' berisi tentang semangat dan optimisme, sehingga harus dibacakannya dengan intonasi lebih dan banyak improvasi ekspresif untuk menghayatinya.


Bagi Nabilatul, bisa membacakan puisi dengan bagus tidaklah mudah. Ia harus latihan rutin selama sepekan. Selama latihan dicoba gaya membaca yang berubah-ubah selain improvisasinya, dan yang paling sering diubah dan diperbaiki adalah intonasi sesuai isi puisi yang dibacanya.


Semangat untuk bangkit juga ditunjukkan dalam tari kreasi 'Lintang Panjer Wengi', yang dibawakan Nanda Putri Wulandari. Tarian ini menceritakan tentang kondisi pandemi yang juga harus dihadapi anak-anak kini. Cerita tarinya tentang gadis desa yang selalu ceria, namun berubah banyak sedih karena pandemi.


"Lintang Panjer Wengi berarti bintang paling terang, sebagai cerminan semangat dan harapan untuk tetap bisa bangkit. Gerak tari murni buatan sendiri, dibawakan dalam waktu 4,23 menit. Saat menarikannya, ada gerakan tari memakai masker. Gerakan tari tradisional juga digabungkan, seperti Bapang, Remo, dan Jaipong," kata Nanda Putri.


Tak sekadar lomba, siswi kelas XII-IPA ini tari juga menjadi seni yang ingin tetap dilestarikan. Karuan saja, ia mewarisi darah seniman dari sang ibu sebagai penari tradisional, tari Remo. Nanda Putri juga seing tampil menari di berbagai acara dan hajatan.Kebetulan ia bisa menarikan banyak tari tradisional, seperti Beskalan Putri, Jaipong, Topeng Bapang, dan Grebeg Sabrang.

Vokal solo menyanyikan lagu pop dan daerah (dok.pri)
Vokal solo menyanyikan lagu pop dan daerah (dok.pri)

Sementara, juara vokal solo didapatkan Defriza Sandy Febriano. Saat lomba ia harus menyanyikan lagu pop 'Telalu Lama Sendiri' dan lagu daerah berjudul 'Manuk Dadali.' Keduanya dibawakannya dengan penghayatan dan teknik vokal tepat dan bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun