Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berkreasi Konten Video dan Animasi, Peluang Ekonomi Kreatif bagi Milenial

8 Juni 2021   01:03 Diperbarui: 8 Juni 2021   01:09 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MILENIAL kini lebih punya kesempatan memasuki dunia kreatif berbasis digital. Terlebih lagi, jika memang kebetulan punya minat dan passion tinggi pada bidang ini.


Beberapa tahun terakhir, situasi yang mengarah pada dunia kreatif ini memang tak terlewatkan. Perkembangan teknologi bukan lagi hal asing, melainkah sudah menjadi makanan sehari-hari siapapun.


Bagi milenial dan usia pelajar sekalipun, dunia digital juga sudah menjadi bagian dari kesehariannya. Tidak sedikit jumalnya, milenial yang sudah punya konten-konten kreatif dan menarik, yang bisa diunggah di berbagai platform media digital melaui gadget android mereka.


Apa yang dialami Alvicky Prameswara (18) misalnya, menunjukkan bahwa milenial punya cukup peluang menggeluti dunia kreatif melalui digitalisasi. Pemuda yang baru saja lulus SMK ini punya potensi menjanjikan sukses dari bidang kreatif, khususnya dari kemampuan editing yang dimiliki.


Kebetulan, Alvicky adalah pelajar SMK yang mengambil kompetensi produksi perfilman di sekolahnya, SMK muhammadiyah 5 Kepanjen Kabupaten Malang. Sejumlah film pendek sudah pernah dibuatnya dengan berkolaborasi. Salah satunya, karya film yang akhirnya bisa memenangi lomba film yang diadakan Gemoni, dalam rangka peringatan HUT RI ke-75 tingkat nasional 2020 lalu.


Pengalaman lebih sukses dipunyai Apriliya Eka Santi (29), alumni SMAN 1 Gondanglegi yang kini bekerja di SMAN almamaternya. Eka Santi kini menjadi youtuber yang cukup ternama dengan lebih dari 18 ribu subscriber. Berbagai konten video yang sudah dibuatnya kini sudah tembus 2 juta views.


Bagi Santi, membuat konten video bukanlah hal sulit. Meski sehari-hari ia banyak di ruang kerja perpustakaan sekolah, pengalamannya jauh luas di dunia konten digital. Dengan kemampuan kreatifnya ini, bisa dibilang ia kini sudah jadi pelaku ekonomi kreatif, yang sudah banyak mendatangkan keuntungan dan cuan baginya.


Bukan berarti kegagalan tidak pernah dialaminya memang. Namun, kreatifitas dalam menyajikan konten video yang bisa menjadi kunci kesuksesannya. Ia lebih memilih konten-konten tutorial kekinian, yang memang lebih banyak menarik viewer-nya.


Karuan saja, dengan jumlah subscriber dan view yang didapatkan dari konten di akun Youtube, juga Instagram-nya, ia kerapkali mendapatkan tawaran endorse sejumlah produk komersial. Saking banyaknya, ia sampai kewalahan membagi waktu sembari menjadi pustakawan di sekolah.

Peresmian Laboratorium Budaya dan studio mini Malvocs (dokpri)
Peresmian Laboratorium Budaya dan studio mini Malvocs (dokpri)
Tertarik Industri Kreatif Perfilman? Malang Punya SMK Malvocs, loh!
Suatu ketika, suasana halaman sebuah sekolah begitu meriah dengan sorak-sorai mengiringi pelepasan balon oleh puluhan pelajar. Beberapa waktu berselang, mereka lalu berbaris berjajar dalam suasana cukup hening.


Sejumlah guru lalu menghampiri mereka satu persatu, sesekali ada yang tak kuasa saling memeluk. Suasana menjadi berubah haru, manakala banyak tangis tak terbendung saat momen ini.


Begitulah isi film pendek berjudul 'Perpisahan' yang disaksikan bersama-sama saat acara wisuda di sekolah setempat, SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen atau yang lebih dikenal Malvocs, akhir pekan lalu. Video inipun dibuat sendiri pelajar SMK setempat.


Di Malang, bakat dan kreativitas konten video dan perfilman bisa diasah di SMK Malvocs ini. SMK ini semula punya jurusan broadcast pertelevisian, lalu berkembang menjadi kompetensi Produksi Perfilman. Beberapa tahun lalu, SMK Malvocs menjadi binaan Pusat Pengembangan Perfilman di bawah Kemendikbud RI.


SMK Malvocs mengembangkan Kelas Industri yang bermitra dengan sejumlah rumah produksi (production house) film dan periklanan. Kini, Malvocs juga menjadi SMK Center of Excellence dan Pusat Keunggulan untuk konsentrasi sektor Ekonomi Kreatif.

Berbagai karya film pendek siswa SMK Malvocs sudah beberapa kali memenangi kontes film pelajar hingga tingkat nasional. Film 'Darah Biru Arema' menjadi karya film monumental layar lebar pertama yang penggarapannya melibatkan guru dan sejumlah siswa SMK Malvocs. Kompetensi siswa di bidang ini juga sudah teruji menggarap film episode di stasiun TV nasional. Terlebih, SMK Malvocs juga sudah memiliki studio mini yang bisa menjadi sarana unjuk karya kompetensi, khususnya film layar lebar. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun