Dalam penjaringan peserta didik baru 2021/2022 jalur prestasi yang ditetapkan pagunya 20 persen, sejumlah SMPN kesulitan mendapatkan pendaftar dengan prestasi kejuaraan yang disyaratkan. Bahkan, tidak sedikit pula SMPN mendapati nihil calon siswa berprestasi sebelumnya.Â
Di SMPN 1 Kasembon misalnya, hanya terjaring 17 calon siswa dari jalur prestasi dari pagu semestinya 51 siswa. Dari jumlah ini, didapati hanya 3 (tiga) diantaranya mempunyai piagam kejuaraan tingkat kecamatan. Sementara itu, setidaknya 10 SMPN lainya bahkan tidak bisa menjaring sama sekali calon siswa jalur prestasi ini. Ini terutama dialami sekolah di kawasan pinggiran Kabupaten Malang. Â
Kondisi yang jauh berbeda didapati pada tahun-tahun sebelumnya, dimana sekolah bisa lebih leluasa memunculkan kesempatan untuk menggali dan mengantarkan berbagai prestasi dan apresiasi untuk bakat-bakat yang dimiliki siswa.
Tantangan Mempertahankan Motivasi Berprestasi
Anak-anak juga punya passion, keterampilan atau daya kemauan yang melekat sebagai individu. Ini semua juga harus digali, dan membutuhkan keseriusan untuk bisa dikelola dan dikembangkan. Passion dan minat yang melengkapi kebutuhan belajar, dan nantinya menjadi bakat dan hobi sebagai pelengkap sukses masa depan.
Semua itu lah yang kemudian bisa melahirkan keberbakatan dan kecakapan hidup untuk pencapaian sebuah karya dan prestasi. Maka, adanya pengalaman akan menjadi kesempatan sangat bermakna dan berharga bagi lahirnya prestasi dari bakat dan kreativitas yang dimiliki setiap anak.
Memastikan adanya kesempatan dan pengalaman bermakna, bagi munculnya banyak kreativitas dan keberbakatan anak-anak, ini lah yang menjadi pekerjaan rumah pendidikan yang tak boleh diabaikan begitu saja. Jika tidak ada kesempatan, maka daya kreasi apapun akan sulit dilahirkan. Kreativitas akan mudah mati, bisa juga begitu!
Pendidikan di sekolah, juga dalam lingkungan keluarga, semestinya mampu mengembalikan cita-cita dan harapan anak bangsa. Keinginan yang sempat harus terkubur karena situasi pandemik yang membatasi aktivitas dan kebiasaan normal sebelumnya.
Harapan yang dimiliki anak-anak, setidaknya bisa menumbuhkan motivasi, kemauan serta daya juang pantang menyerah. Jika motivasi tetap bisa selalu dipertahankan, maka akan lebih mudah digali dan dimunculkan potensi dan bakat apapun yang terpendam dalam diri mereka.
Tugas berat ini setidaknya juga menjadi tantangan guru bimbingan konseling (BK) atau guru wali kelas. Karuan saja, sebuah motivasi berprestasi dan keberbakatan harus bisa dikenali pertama kali dari sikap dan karakter kepribadian tiap anak.
Apa saja yang harus dilihat pada anak, setelah terpapar situasi pandemi dan kering pengalaman belajar bermakna dalam waktu berkepanjangan?
Bisa jadi, pandemi telah banyak mengurung anak dari situasi dunia luar. Jika mendapatkan pilihan kegiatan, akan menimbulkan mereka cenderung kurang komunikatif dan tidak terbuka. Terlebih lagi, pada anak yang kebetulan punya sifat bawaan pendiam dan introvert.