Terlebih saya, yang sudah melewati masa kecil bersama mereka, maka sepantasnya memang merasakan ada kesedihan jika tidak bisa bertemu saat lebaran. Ketika mendapati kedatangan saya mudik ditanyakan, ini lebih membuat trenyuh perasaan jadinya.
Semua yang kita rasakan, dan juga kita lakukan seperti di atas, setidaknya bisa meyakinkan kepada semua sanak saudara di tempat jauh. Bahwa, kerinduan dan cinta kita tidak terputus, apalagi memudar sirna. Waktu yang terus berjalan, menenggelamkan kita dalam kesibukan sehari-hari, juga tak lantas menjadikan semua itu lekang.
Mudik saat lebaran, memang bisa menjadikan kita bisa terus menjaga silaturahmi, sebagai hal baik yang memang dianjurkan dan disukai sesama. Akan tetapi, keduanya juga tetap bisa dihadirkan meski berada dalam waktu dan tempat berjauhan.
Singkatnya, larangan mudik lebaran bagi kita yang tinggal di perantauan, tidak serta merta menjadikan silaturahim terputus. Dan, memutus silaturahim adalah perilaku yang sangat tidak disukai Allah yang Maha Kuasa.
Wahai kerabat dan sanak saudaraku, tempat tinggal jauh keluarga kami, bukanlah penghalang. Kami tetap selalu merindukan semuanya. Cinta dan kasih sayang yang sudah tertanam kuat sebelumnya, selalu terjaga dan tak kan lekang waktu. Semoga! (*)