MENDAPATKAN barang kebutuhan konsumsi melalui pesanan dan layanan antar secara online (delivery order) mungkin bukan hal asing. Tetapi, transaksi online barang dan jasa yang dilakukan oleh sesama warga di satu desa, mungkin belum pernah ada sebelumnya.
Kegiatan perekonomian dengan cara baru ini yang tengah digerakkan di Desa Talok kecamatan Turen, di Kabupaten Malang Jawa Timur. Cara baru yang jadi inovasi desa ini akan banyak memanfaatkan teknologi informasi digital, dengan tetap memberdayakan potensi warga masyarakat setempat.
Pihak pemerintah desa Talok Turen mencoba menginisiasi penguatan perekonomian warganya melalui Badan Umum Desa (BUMDes) 'Mitra Taloka' yang dimiliki. Inisiasi ini diwujudkan dengan menciptakan iklim baru pemberdayaan potensi ekonomi warga dari sektor jasa ekonomi kreatif. Yakni, membuat aplikasi digital bagi warganya. Inovatif bukan?
Pilihan pada penguatan ekonomi warga melalui Bumdes ini bukan tanpa pertimbangan. Kepala Desa Talok, Agus Harianto menyatakan komitmennya memberdayakan dan lebih mengembangkan potensi yang ada di wilayahnya. Terlebih, dampak situasi pandemi lebih dari setahun terakhir, sudah menyulitkan perekonomian warganya. Â
Dikatakan, potensi ekonomi desa Talok yang banyak UMKM inilah yang jadi atensi dan prioritas untuk lebih dikembangkan. Bahkan, dengan inovasi digitalisasi yang dikembang, diharapkan juga akan tumbuh wirausaha baru, karena terbantu fasilitasi pemasaran dan penjualannya secara online.
Layaknya startup yang jamak dilakukan pemula, BUMDes Talok inipun didominasi muda-mudi kampung setempat. Tak hanya bermodal minat dan nekat, mereka sejatinya muda-mudi hebat dengan potensi dan skill masing-masing. Keahliannya, rata-rata mahir di bidang teknologi informasi dan digital.
Karuan saja, BUMDes Mitra Taloka memang lebih concern pada pemberdayaan potensi ekonomi mayoritas warga. Sehingga, dibuatlah satu platform ekonomi kreatif dalam bentuk aplikasi berbasis android, dengan nama TalokGo. Platform TalokGo ini punya berbagai menu dan fitur yang memudahkan transaksi, termasuk fitur pembayaran elektronik (TalokPay). Aplikasi ini sudah bisa diunduh di playstore, dengan jumlah pengguna sementara sudah ratusan akun.
Beberapa yang sudah dilayani sementara seperti pengumpulan sampah, penjualan produk, hingga layanan pembayaran secara non-tunai. Melalui platform aplikasi ini, bahkan bisa untuk melayani pengurusan dokumen kependudukan dan kepemilikan tanah.
Jody Rachmata, direktur BUMDes Talok menyatakan, ada lima unit usaha yang dikelola dengan dukungan aplikasi TalokGo ini. Sementara waktu, lanjutnya, yang sudah dijalankan adalah layanan transportasi dan pengiriman yang diawali transaksi elektronik dengan klik aplikasi TalokGo.
Melalui aplikasi ini, kata Jody, sampah domestik warga bisa dikumpulkan dengan ongkos yang sudah ditentukan menyesuaikan jarak sampai tempat pembuangan akhir. Bahkan, pemerintah Desa Talok tengah menyiapkan tempat khusus pemilahan dan pengolahan sampah agar bisa bernilai ekonomis lagi.
Warga yang kebetulan menjalani usaha kecil atau industri rumah tangga, akan banyak diuntungkan dengan adanya aplikasi Talok Go ini. Ada platform e-commerce yang bakal dibuat dalam aplikasi digital ini, yang berisi data UMKM di Talok berikut daftar produk dan jasa yang dijualnya.
Sebagian warga desa Talok sendiri banyak yang menjalani usaha jualan, atau produksi sendiri kuliner atau berbagai jenis makanan ringan. Talok juga dikenal punya sentra produksi kerajinan sangkar burung.
Sementara waktu, aplikasi Talok-Go sudah diuji coba bersamaan dengan digelarnya Pasar Takjil Desa Talok selama beberapa pekan ramadan ini. Beberapa item produk yang siap sudah diminati warga yang memesan secara online, kemudian dilakukan pengirimannya melalui driver Talok-Go. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H