Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Banjir Langganan Meski Ada Banyak Sungai, Tak Terjadi Asalkan...

12 Januari 2021   20:03 Diperbarui: 12 Januari 2021   20:21 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BANJIR dan genangan air dalam volume besar dan lama waktunya sering terjadi. Bahkan, di sejumlah daerah dan kawasan permukiman, bisa jadi langganan banjir. Ini biasanya terjadi saat musim penghujan dengan curah hujan tinggi.

Luasan wilayah seperti di Indonesia sebetulnya sangat menguntungkan. Namun demikian, dengan cuaca tropis yang dimiliki, wilayah tanah air justru rentan bagi terjadinya banjir. Populasi penduduk padat, dan topografi daerah yang lebih rendah, menjadi faktor lain yang bisa menjadi sebab kemunculan banjir sewaktu-waktu.

Di saat curah hujan tinggi dan berkepanjangan, maka tetaplah waspada dan siap-siap dengan munculnya banjir. Banjir besar bisa berbentuk air bah dan menerjang apa saja, sehingga jadi musibah dan memakan korban seketika itu. Banjir juga bisa berupa genangan air yang mendiami satu tempat, namun bisa bertahan lebih lama.

Anda yang tinggal di daerah dengan topografi lebih rendah perlu lebih waspada saat musim penghujan kini. Daerah di kota besar seperti Jakarta, atau daerah kecil seperti di Lamongan Jawa Timur, tak ada salahnya untuk siap-siap saja. Sebagian wilayah Jakarta yang berawa dan dekat dataran pantai, dan Lamongan yang menjadi jalur aliran Sungai Bengawan Solo, mudah terkena banjir kiriman. Ini karena topografi keduanya masih di bawah permukaan air laut.

Di daerah dengan pegunungan dan dekat pinggiran pantai selatan Jawa, seperti Malang Raya, juga punya potensi banjir. Kasus banjir bandang di wilayah Sitiarjo Sumbermanjing Wetan (dekat pantai) dan kawasan Pujon (dataran tinggi pegunungan) di Kabupaten Malang pernah terjadi dalam kurun waktu 2014 dan 2016 lalu. Paling anyar, terjadi banjir di wilayah Desa Ngantang, Rabu (6/1/2021), dan menyebabkan jembatan ambrol yang menghubungkan antar dusun.

Nah, banjir berupa genangan air ini yang lebih sering terjadi, bersamaan musim penghujan dengan curah hujan tinggi. Ini kerap terjadi di daerah pemukiman padat atau perkotaan, namun jauh dari sungai atau kurang ditunjang fasum gorong-gorong yang memadai. Bagi yang biasa bepergian dan melintasi, maka langganan titik-titik banjir atau genangan air inipun sudah bisa diprakirakan.

Kasus banjir memang tidak bisa dihindari begitu saja, selama curah air hujan tidak terantisipasi dengan baik alirannya. Namun demikian, bukan berarti soal banjir tidak bisa dicegah sama sekali. Banjir dan genangan air tetap saja mengganggu warga, terlebih saat aktivitas padat atau jam sibuk. Belum lagi, soal dampak kemacetan atau kesehatan yang ditimbulkannya.

Prinsipnya, banjir dan genangan air cepat menghilang jika air terserap dengan cepat. Banjir juga bisa cepat surut manakala bisa leluasa mengalir di tempat lebih dan tidak tersumbat. Jika sudah banyak anak sungai, saluran parit, dan gorong-gorong masih saja banjir menggenang, berarti ada yang salah pada pengelolaannya. Tumpukan sampah juga bisa jadi penyebabnya.

Peta dan informasi kerawanan banjir sangatlah penting. Jika memang titik lokasi langganan genangan banjir sudah dipastikan, tidak ada salahnya fasum darurat disiapkan. Sederhana saja, disediakan alat-alat layaknya di tempat penyeberangan jalan (zebra cross). Sewaktu-waktu alat ini bisa digunakan siapapun, untuk sekedar membersihkan sumbatan sampah atau membuat saluran air kecil darurat.

Kawasan sekitar pintu air sungai atau pemukiman dataran lebih tinggi juga bisa diberdayakan. Curah hujan tinggi di kawasan ini jangan sampai akhirnya bisa mendatangkan banjir kiriman ke daerah lebih rendah yang juga dilalui air sungai akibat hujan deras. Setidaknya, warga bisa rajin-rajin ikut memastikan kondisi dan volume air saat hujan. Jangan juga suka membuang sampah sembarangan. Kalau sampah menumpuk lalu terbawa air hujan, maka penyumbatan saluran air mudah terjadi.

Hindari Banjir, Kudu Banyak Mikir

Anda pernah terjebak banjir? Bisa jadi akan sering dialami jika anda memang bermukim atau sehari-hari beraktivitas di kawasan rawan banjir. Sesekali saja kalau penulis sendiri, karena berdomisili di daerah jauh dari kota.

Tetapi, terjebak banjir sebenarnya bisa dihindari, setidaknya tetap bisa diantisipasi. Selain kesadaran dan antisipasi penyebabnya agar tidak gampang terjadi, banjir bisa dikurangi dampak langsungnya.

Jika anda kebetulan di jalanan, atau berniat bepergian saat hujan deras mengguyur, pastikan dulu sejumlah hal.  Kita bisa memanfaatkan informasi akurat terutama pada titik-titik daerah langganan banjir. Ini bisa diketahui dari peta rawan banjir yang ada, dan dipastikan lagi keadaannya saat hujan. Manfaatkan setidaknya peta dari GPS (global positioning system) informasi banjir dari android kita.

Update situasi terkini lokasi banjir atau genangan sangat penting. Bagaimana perkiraan volume atau ketinggian air, juga perkiraan waktu surutnya banjir. Alat ukur sistemik soal ini bisa diterapkan. Termasuk, dari alat pantau elektronik yang terpasang di sekitar lokasi banjir.

Jangan mudah percaya informasi dari media sosial yang diunggah. Karena, bisa jadi kejadian visual diambil dengan diunggah tidak real time. Apalagi, jika visual banjir ini terlalu dilebih-lebihkan dengan narasi tidak sesuai fakta, sehingga justru bisa menyesatkan jadi kabar hoax yang meresahkan dan menimbulkan kepanikan.

Jika anda berkendara dengan mobil dengan bagian bawah terlalu rendah, ketinggian genangan ini harus diwaspadai. Jangan sampai terlalu memaksakan menerobos, malah menyebabkan mobil mogok dan menimbulkan kemacetan bagi pengendara yang lain. Harus diantisipasi juga potensi rawan macet akibat kepadatan lalu lintas di kawasan ini.

Antisipasi lainnya, jika banjir terjadi di kawasan yang sebelumnya tidak pernah banjir. Terlebih, jika daerah terkena banjir ini berdekatan dengan sungai besar atau anak sungai. Bisa jadi, itu banjir kiriman akibat luapan air sungai yang tidak mampu menampung besarnya volume air. Jika curah hujan di hulu sungai sangat tinggi dan berlangsung sangat lama, waspadai datangnya air bah. Ini juga penting diwaspadai warga yang bermukim sekitar aliran sungai (DAS).

Berkendara dengan mobil atau dengan mantel hujan lengkap, tetap harus hati-hati. Bukan berarti kita aman terlindungi. Genangan air atau banjir cukup lama, bisa mempengaruhi kondisi sekitar. Air banjir bisa saja menggerus tanah atau mengikis ketahanan jalan yang dilalui. Waspada dengan jalak rusak dan berlobang, juga keberadaan tiang, bangunan lama atau pepohonan tua yang sudah rapuh kondisinya.

Waspada dan melindungi diri dari banjir juga perlu dilakukan di lingkungan dimanapun kita tinggal. Setidaknya, dari diri dan anggota keluarga masing-masing, kewaspadaan bisa dimulai. Seperti, memastikan saluran air gorong-gorong bebas sampah dan tak tersumbat saat hujan. Jika kebetulan tinggal dekat sungai, volume air saat intensitas hujan bisa dilihat. Sungai yang mengalami pendangkalan, harusnya jadi perhatian bersama untuk diatasi.

Selanjutnya, saat intensitas hujan tinggi, lebih baiknya tetap banyak di rumah. Selain menghindari hujan, sekaligus memastikan keluarga kita aman. Pastikan juga obat-obatan ringan tetap tersedia, untuk masa penghujan ini. Air hujan yang menggenang terlalu lama, dan mencemari pemukiman, bisa saja menjadi sumber penyakit. Seperti penyakit kulit, diare, atau penyakit lain karena alergi akibat air hujan. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun