Sebelum dibuka secara resmi, Wakil Menteri Agama RI Zainut Tauhid menjelaskan perguruan tinggi Islam harus memberi kontribusi dalam membangun dan memajukan pengelolaan zakat dan wakaf, agar, sambung dia, menjadi gerakan kemandirian umat dan menghasilkan dampak signifikan terhadap kemajuan masyarakat," terangnya.
"Sangat antusias dan siap memfasilitasi generasi milenial untuk ikut dan mengambil bagian dalam penguatan program pengelolaan zakat dan wakaf di Indonesia," tandas dia.
Setelah itu, Wamenag RI sekaligus membuka acara. Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong yang didampingi oleh Rektor UMJ, Pimpinan Baznas RI, Wakil Wali Kota Jaksel, Presidium Fornas Mazawa, Kaprodi Mazawa, dan Ketua HMP.
Dalam rentetan acara Konsolnas Fornas Mazawa ini, selain di isi dengan seminar nasional yang dilakukan secara hybrid setelah pembukaan selama dua hari berturut-turut, juga diadakan pemilihan koordinator 3 wilayah.
Dari 17 perguruan tinggi, dibagi menjadi 3 wilayah. Diantaranya wilayah barat, tengah dan timur. Masing-masing wilayah bermusyawarah baik melalui virtual atau pun secara langsung, dan terpilih 3 koordinator wilayah. Untuk wilayah 1 (barat) terpilih dari IAIN Batusangkar, wilayah 2 (tengah) dari Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), sedangkan untuk wilayah 3 (timur) adalah dari UIN SATU Tulungagung.
Dalam agenda tersebut juga membahas terkait arah juang dan Tri Tunggal Fornas Mazawa ke depannya. Melalui musyawarah yang dipimpin langsung oleh Presidium Fornas Mazawa, disepakati memilih jargon "Akademis, Proaktif dan Produktif".
Besar harapan, adanya Tri Tunggal dapat menjadikan mahasiswa Mazawa sebagai aktor penggerak dalam kemajuan zakat dan wakaf di Indonesia yang semakin unggul dan maju.
Penulis: Mr. Rio | Editor: Suharianto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H