Mohon tunggu...
MEDIA AGUS RIDWAN
MEDIA AGUS RIDWAN Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang Guru Pendidikan Pancasila di SMAN 1 Parigi Kabupaten Pangandaran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam Pendidikan Indonesia

30 Juni 2024   21:04 Diperbarui: 30 Juni 2024   21:11 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling foundamnetal dalam suatu bangsa, karena dengan pendidikan bisa menentukan kemajuan dan kemunduran dari suatu bangsa itu sendiri, semakin baik pendidikan suatu bangsa dan negara maka negara itupun bisa di pastikan akan semakin maju, begitupun sebaliknya apabila pendidikan di suatu negara masih jauh dari kata baik maka dapat di pastikan bangsa dan negara itu akan dari kemajuan.

Begitupun dengan pendidikan di Indonesia, pendidikan di Indonesia mengalami sejarah yang begitu panjang dan berliku, al ini dikarenakan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan Belanda tidak diberikan kesempatan untuk belajar dan mengeyam dunia pendidikan. Awal mula perkembangan perkembangan pendidikan di Indonesia di mulai dengan berdirinya lembaga pendidikan bernama Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1922. Tamansiswa adalah organisasi yang bergerak di sektor pendidikan di Indonesia. Organisasi ini didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922 di Jogja. Ki Hajar Dewantara adalah pahlawan nasional yang memiliki peran besar bagi pendidikan Indonesia.

Mengingat begitu besarnya jasa Ki hajar Dewantara atau selanjutnya di sebut dengan KHD, sehingga sampai saat ini KHD bisa disebut juga sebagai pelopor dan Bapak pendidikan Indonesia, pemikiran-pemikiran beliau begitu sangat berarti bagi dunia pendiidikan Indonesia yang dianut sampai saat ini. Konsep pemikiran beliau yang paling mendasar pada dunia pendidikan adalah dengan memberikan pengetian pada pendidikan itu sendiri, Pendidikan menurut KHD adalah proses transfer ilmu pengtetahuan kepada murid dan hal ini bisa dilakukan oleh siapapun, akan tetapi yang paling berperan dalam mentransfer ilmu adalah guru dengan tujuan untuk menjadikan manusia itu beradab. Selain itu dalam pendidikan menurut KHD yang terpenting bukan terletak pada pendidikan itu sendiri akan tetapi terletak pada peran guru yang bukan hanya sebagai pengajar, akan tetapi jauh lebih utama peran guru itu adalah sebagai penuntun, penuntun disini adalah guru tidak hanya berperan sebagai pengajar mentransfer ilmu pengetahuan akan tetapi lebih cenderung peran guru sebagai pembimbing murid dalam mengembangkan karakter murid itu sendiri. 

Berkaitan dengan karakter murid itu sendiri maka lahirlah pemikiran KHD yang lain yaitu kodrat alam dan kodrat zaman, kodrat alam menurut beliau adalah bahwa setiap anak  yang dilahirkan ke dunia ini sudah dibekali karakter masing masing oleh Tuhan Yang Maha Esa, tugas guru adalah membimbing dan mengembangkan karakter yang dimiliki oleh anak dengan tidak meninggalkan norma-norma yang ada dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya lokal yang ada pada daerah itu sendiri. Selanjutnya pendidikan juga harus disesuaikan dengan keadaan zaman, karena pendidikan tidak boleh monoton akan tetapi harus dinamis dan mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan zaman, maka pemikiran mengenai kodrat zaman itu sendiri merupakan implementasi pemikiran KHD yang tidak boleh terlupakan.

Terkait dengan pendidikan yang harus berlandaskan dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya lokal, KHD sangat memperhatikan hal ini, karena dalam budaya lokal terkandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai barometer atau acuan dalam pembelajaran murid di sekolah. Hal ini bisa tercermin dari penerapan nilai religius, gotong royong, kebersamaan dan nilai-nilai positif lainnya yang bisa diterapkan di lingkungan sekolah. 

Konsep pemikiran KHD yang tidak kalah penting dalam pendidikan di Indonesia adalah mengenai pendidikan yang berpihak pada murid, atau biasa disebut dengan pendidikan yang menghamba pada murid, maksudnya adalah bahwa murid diberikan kebebasan dalam mengikuti pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan karakternya masing-masing, murid belajar terbebas dari rasa terkenan dan terintimidasi bai oleh guru maupun lingkungan sekolah, peran guru dalam hal ini menjadi fasilitator dan penuntun serta memberikan penguatan-penguatan terhadap masalah yang belum bisa dipecahkan oleh siswa. 

Dari berbagai konsep pemikiran KHD tadi, tentunya sebagai guru harus bisa mengimplementasikan hal tersebut dalam pembelajaran di kelas, penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakter siswa, penerapan pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran yang berpihak pada murid serta selalu mengaitkan nilai-nilai budaya lokal yang ada pada suatu daerah tertentu untuk mendukung materi yang diajarkan pada siswa. Diharapkan dengan di implementaskannya pemikiran dari Ki hajar Dewantara pada pendidikan saat ini di Indonesia akan membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik menuju Indonesia emas tahun 2045.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun