Kemarin baru saja kulihat kau terseok-seok di kedangkalan waktu
Di tanganmu segepok kartu nama, nama mu
Entah sejak bila kau ingin dikenal semua orang, seperti mimpi aku melihat senyummu yang tak pernah seramah itu.
Waktu tak secengeng kita, Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, Saudara-Saudari
Yang harus rela merangkak menjilat kemuliaan, keagungan kekuasaan
dan harga diri
Tak kusangka waktu sungguh kejam meninggalkan kita, hai diri yang hina dan para petualang penjaja kartu nama
Kartu nama yang kini tergeletak digilas roda-roda sudaco di jalanan, di sudut-sudut kotak sampah yang dilarang keras oleh Pemkot mencurinya.
Kartu nama ludes, di sakumu, kandas di pilumu
Waktu yang sombong menyeringai seperti orang gila
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H