Mohon tunggu...
Medeline Puspitasari
Medeline Puspitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi aktif jurusan Pendidikan Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswi S1 Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keniscayaan Pemuda Mengubah Pendidikan

21 Maret 2023   13:48 Diperbarui: 21 Maret 2023   21:17 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan hak seluruh warga Indonesia. Pengetahuan dan kemampuan adalah hal yang harus didapatkan oleh seluruh warga Indonesia melalui sistem pendidikan nasional. Hal ini tertulis pada Undang-Undang Dasar 1945, Bab XIII, Pasal 31 ayat (1) yang berbunyi:

            "Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran"

Adapun dalam penerapan undang-undang tersebut, ditetapkan dalam Pasal 34 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menetapkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya program wajib belajar tanpa memungut biaya. Adanya wajib belajar 9 atau 12 tahun juga mendorong masyarakat untuk memiliki pengetahuan setara sekolah menengah atau sekolah menengah atas.

Pendidikan di Era Globalisasi

Globalisasi menjadikan pendidikan saat ini dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, juga dalam berbagai macam bentuk. Didukung dengan adanya digitalisasi, menjadikan cepatnya pertukaran informasi antarnegara. Adanya digitalisasi dan globalisasi ini menjadi faktor pendorong majunya pendidikan di suatu negara jika dimanfaatkan dengan benar.

            Jika dahulu pendidikan hanya bisa didapatkan melalui sekolah, keluarga, dan bimbingan belajar, maka dengan adanya kemudahan dalam pertukaran informasi sebagai dampak globalisasi, pendidikan dapat diperoleh dari mana saja. Kita dapat belajar sesuatu melalui video yang ada di Youtube, dapat mencari jurnal, buku, penelitian, dan materi-materi yang kita butuhnya melalui mesin pencarian Google, bahkan berlangganan aplikasi bimbingan belajar untuk mendapat tutor.

            Dengan kemudahan yang diberikan, ditambah dengan aplikasi virtual meeting seperti Zoom dan Google Meet, mudah untuk melakukan transfer ilmu jarak jauh. Contohnya dengan adanya bimbingan belajar sukarela di suatu platform untuk menjelaskan materi-materi sekolah. Menunjukkan dengan kemudahan yang ada, pelajar dipacu untuk tidak terus-terusan "disuapi" ilmu oleh guru, tapi mencari tahu sendiri sumber ilmu tersebut. Hal ini juga membuktikan bahwa dengan adanya globalisasi, ilmu pengetahuan dapat diperoleh dari mana saja dan kapan saja, baik secara formal, informal, maupun non-formal.

Peran Pemuda dalam Pendidikan di Era Globalisasi

 

Pemuda sebagai Agent of Change

            Pemuda dikenal sebagai agen perubahan atau agent of change. Pemuda dengan segala keunggulannya, inovatif, kreatif, ambisius, dan semangat yang tinggi dalam melakukan perubahan, dapat menjadi pengaruh besar dalam masyarakat dalam segala aspek. Dengan kepeduliannya terhadap pendidikan di Indonesia, seringkali kita lihat anak muda yang menginisiasi atau membuat adanya perubahan dari segi pendidikan, terutama dengan memanfaatkan globalisasi dan digitalisasi di zaman sekarang.

            Mungkin tidak asing di telinga kita, aplikasi-aplikasi bimbingan belajar online yang menyediakan media pembelajaran seperti materi, soal, dan video pembelajaran. Salah satunya adalah aplikasi Pahamify. Aplikasi ini merupakan aplikasi belajar yang berisi puluhan ribu video pembelajaran berupa animasi, soal kuis, dan ringkasan juga bergerak di bidang pengembangan karakter. Pendiri Pahamify Bernama Syarif Rousyan Fikri, Mohammad Ikhsan, dan Edria Albert yang ketiganya merupakan mahasiswa Institut Teknologi Bandung saat mendirikan Pahamify. Keinginan mereka adalah untuk membawa perubahan lebih besar, dan menjangkau masyarakat terutama kalangan muda dalam hal pengetahuan, juga membantu perkembangan pendidikan di Indonesia, khususnya di tingkat sekolah. Aplikasi ini berhasil menggapai tujuannya, yaitu menjadi salah satu aplikasi belajar dengan pengguna terbanyak dan memberi dampak pada pendidikan di Indonesia. 

            Selain aplikasi, ada juga platform yang bergerak di bidang pendidikan yang menjalankan kegiatannya melalui sosial media, yaitu AjakGerak. AjakGerak adalah platform sosial yang menyediakan pelatihan akademik dan layanan pengembangan diri yang ditujukan untuk siswa SMA yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri. AjakGerak saat ini selain ditujukan untuk siswa SMA, juga menjangkau mahasiswa yang ingin meningkatkan softskill-nya melalui AjakJago. Pendirinya juga merupakan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember bernama Haikal Pramono. AjakGerak memanfaatkan media sosial yang ramai digandrungi anak muda seperti Instagram dan Twitter untuk memasarkan kegiatannya.

            Kedua contoh tersebut adalah bukti anak muda yang dapat berkarya dengan memanfaatkan kecepatan dan kemudahan pertukaran informasi sebagai dampak globalisasi di zaman sekarang untuk mengubah dan mengembangkan kualitas pendidikan di Indonesia. Adanya digitalisasi teknologi di zaman sekarang dapat dimanfaatkan oleh para pemuda dalam perannya menjadi agen perubahan dalam aspek pendidikan di Indonesia.

 Peran Pemuda sebagai Social Control

            Pemuda memiliki semangat dalam melakukan perubahan, juga memiliki peran sebagai kontrol sosial dalam masyarakat. Pemuda mempunyai kekuatan dalam mengarahkan dan mengubah masyarakat dalam segi pendidikan, juga dapat mengontrol kea rah mana perubahan akan berjalan. Dalam hal ini, sebagai anak muda yang mempunyai jiwa sosial tinggi, kita dapat melakukan banyak hal. Dengan memanfaatkan kecepatan informasi, kini kita dapat ikut terlibat dalam berbagai kegiatan seperti melalukan campaign di media sosial, berinovasi membuat platform edukasi, juga menyuarakan jika ada kesalahan terkait sistem pendidikan di Indonesia.

Peran Mahasiswa Pendidikan sebagai Pemuda 

            Sebagai mahasiswa pendidikan, kita mengetahui bagaimana perkembangan pendidikan dari zaman ke zaman. Kita juga mengetahui pendidikan seperti apa yang dibutuhkan oleh masyarakat seiring perkembangan zaman. Sebagai yang nantinya akan terjun ke dunia pendidikan, kita sudah seharusnya turut berkontribusi dalam mengembangkan pendidikan di era globalisasi ini.

            Pemuda dapat mempengaruhi juga mengedukasi masyarakat terutama anak muda. Dengan contoh dua orang di atas, membuktikan bahwa pemuda bisa memberikan pengaruh yang besar bagi pendidikan di Indonesia. Sebagai mahasiswa, kita dapat melakukan sesuai kapasitas kita masing-masing. Dengan menggunakan media sosial, kita dapat berbagi pengetahuan, juga mengikuti kegiatan-kegiatan sosial sukarela atau volunteer mengenai pendidikan yang informasinya didapat dari sosial media. Tugas kita di tengah era globalisasi ini adalah mempergunakan media sosial maupun gadget dengan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun