Mohon tunggu...
Medeline Puspitasari
Medeline Puspitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi aktif jurusan Pendidikan Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswi S1 Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Talcott Parson dan Teori Fungsionalisme Struktural

20 September 2022   11:49 Diperbarui: 20 September 2022   12:18 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Talcott Parson merupakan salah satu dari sekian banyak sosiolog yang turut mempengaruhi perkembangan pemikiran sosiologi, khususnya di tanah kelahirannya, Amerika Serikat. Pemikiran Parson yang tidak asing di telinga kita adalah tentang Fungsionalisme Struktural. Teori tentnag fungsionalisme struktural ini dituangkan Parson dalam bukunya yang berjudul "The Structure of Social Action" dan "The Social System". Mari kita bahas secara singkat mengenai teori fungsionalisme struktural.

Pemikiran Parson berangkat dari asumsinya, bahwa masyarakat merupakan sebuah sistem yang membentuk suatu struktur yang beraturan, memiliki fungsinya masing-masing, dan saling berkaitan. Di dalam masyarakat tersebut tentunya juga terdapat nilai dan norma serta tradisi yang sudah disetujui oleh setiap elemen masyarakat yang sifatnya menjaga keseimbangan dan ketertiban masyarakat tersebut.

Dalam satu sistem yang saling berkaitan, tentu saja subsistem satu akan mempengaruhi subsistem lainnya. Begitu pula dianalogikan seperti tubuh manusia, jikalau ada yang tidak dapat berfungsi sempurna, maka akan mempengaruhi seluruh aktifitas pada manusia. Hal yang sama terjadi pada masyarakat, dimana jika ada suatu elemen masyarakat yang bermasalah atau mengalami disfungsi, maka subsistem lainnya akan terkena dampaknya dan akan mempengaruhi keseimbangan masyarakat.

Berbicara tentang masyarakat, tidak lepas dari aktor dan sistem sosial. Aktor dan sistem sosial ini merupakan elemen penting dalam masyarakat untuk dapat mencapai integrasi. Dalam suatu sistem sosial, aktor lah yang berperan dalam proses internalisasi dan sosialisasi guna menjaga pola nilai dan intergrasi dalam masyarakat. Apa aitu sosialisasi dan internalisasi dan hubungannya dengan nilai sosial?

Sosialisasi sering kali kita dengar dalam pembelajaran sosiologi. Dapat dikatakan bahwa sosialisasi merupakan proses belajar individu sepanjang masa, dan proses belajar yang pertama datang dari keluarga dan teman. Disinilah individu akan dikenalkan dan ditanamkan nilai-nilai budaya dan diajarkan untuk mematuhi aturan dalam masyarakat. Semakin lama sosialisasi dilakukan, maka nilai yang ditanamkan akan semakin kuat dan akan menimbulkan kesadaran kolektif pada individu, dimana kepribadian individu sudah sangat melekat dengan nilai yang ditanamkan padanya.

Ciri-ciri Tindakan Sosial Aktor

Tindakan sosial aktor memiliki sifat antara lain:

  • Bersifat sukarela, dengan arti sukarela menerima nilai, norma, dan tradisi melalui sosialisasi.
  • Bebas. Tindakan individu bersifat bebas karena individu memiliki kebebasan dalam memilih sarana dan alat-alat penunjang kegiatannya dalam mencapai tujuan.
  • Berorientasi pada tujuan. Tujuan inilah yang akan menjadi pedoman hidupnya. Posisi individu di dalam masyarakat akan dikendalikan oleh alat yang ia gunakan dan tujuannya.
  • Orientasi tujuan melekat dengan nilai, aturan, adat, dan tradisi yang ada di masyarakat tersebut yang ditanamkan melalui sosialisasi dan internalisasi.

Masyarakat dalam fungsionalisme strukturan memiliki 4 subsistem yang memiliki caranya masing-masing dalam mempertahankan stabilitas masyarakat.

  • Adaptasi, dijalankan oleh subsistem ekonomi dengan cara beradaptasi dengan perkembangan situasi ekonomi di suatu negara, contohnya dengan meningkatkan produksi barang, meningkatkan jumlah ekspor dan impor, dan lain-lain.
  • Goal Attachment, dijalankan oleh subsistem politik, di mana politik menjalankan distribusi kekuasaan dan memonopoli unsur paksaan yang sah melalui pembuatan peraturan-peraturan guna menjaga ketertiban masyarakat.
  • Integrasi, dijalankan oleh subsistem hukum dengan cara menjaga dan mempertahankan integrasi antar masyarakat guna menjaga solidaritas sosial.
  • Latensi, dijalankan oleh subsistem budaya. Memiliki fungsi mempertahankan dan memelihara nilai, pola, dan budaya dalam masyarakat agar dapat menjadi pola kultur secara turun temurun. Aspek-aspek yang dapat bekerja dalam subsistem budaya antara lain keluarga, agama, dan pendidikan.

Itu dia sekilas informasi mengenai teori fungsionalisme struktural oleh Talcott Parson.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun